semua hal di semesta ini bisa benar tergantung dari sudut mana si pengamat melihat
Revisi 7 Mei 2007 malam: Beberapa dicoret dan ditambahkan supaya lebih mudah dimengerti. Sebenernya saya ga ingin sejelas ini, tapi ya… sudahlah :P Semoga tak ada lagi yang kesulitan mengerti.
Sekarang saya ingin membahas puisi, tentunya tanpa kompetensi sedikitpun, kalau tertarik, silahkan ikutan menafsirkan… Bukan puisi mesum kok.
saya masih ingin nulis
tapi waktu habis
harus tidur
besok pagi kabur
off dulu sekian minggu
belajar mendengarkan wahyu
Pause dulu Hel!
Saatnya lu introspeksi diri.
Berhenti sejenak, buat ngereview langkah yang udah lu ambil selama ini.
Udah tepatkah?
Udah benerkah?
Merenunglah dulu.
Nanti kalo udah, silahkan melangkah lagi dengan kesadaran baru.
Sebuah Puisi, unedited, orisinal dari n/a (seorang perempuan) Baca puisinya…
Tak tau apa-apa, tak punya rencana, juga tak pernah meminta
Crot! tiba-tiba terlahir ke bumi sebagai mahluk terkutuk
Setelah dikutuki oleh Tuhan Yang Maha Mengutuk
masih dikutuki lagi oleh manusia yang tidak terkutuk
Tapi setiap kali para terkutuk melakukan perbuatan yang terkutuk
Manusia yang tidak terkutuk keberatan, lalu mengutuk-ngutuk
Saling berlomba mengutuki para terkutuk dengan berbagai kutuk
Lupa bahwa para terkutuk hanya berbuat sesuai fitrahnya
sebagai mahluk terkutuk, tentu saja melakukan perbuatan yang terkutuk!
Saya masih juga merasa aneh setiap kali melihat kita mengutuk-ngutuki para terkutuk dengan harapan para terkutuk itu akan berhenti melakukan perbuatan yang terkutuk.
Tapi kalau bukan dengan kutuk, lalu dengan apa?
Kamu boleh katakan bahwa sampahmu lebih bau
Tapi aku tidak akan tertipu
Mungkin sampah sama-sama bau
Tapi kalau kau yakin bahwa sampahmu yang paling bau
Kau telah sesat dan tertipu
Sebenarnya sampahku yang paling bau
Di dalam bukuku, Sang Raja sendiri yang bilang begitu
Tak ada sampah sebau sampahku
Mungkin tak ada dalam bukumu,
Karena bukumu memang palsu
Sadarlah wahai manusia
Sampahkulah yang paling bau!
Sampahmu bagimu
Sampahku bagiku… juga bagimu
Kamu harus mau
Harus mau
Harus
Sumber Inspirasi
w a d e h e l 
Yang Barusan Ngicipin