Internet untuk Memperbaiki Indonesia?

Tak seperti Arab yang satu negera kerajaan dimiliki oleh keluarga Bang Sa’ud, negara kesatuan Republik Indonesia ini pemiliknya adalah rakyat. Kedaulatan Indonesia yang berdemocrazy pancasila ini, adanya di tangan rakyat.

Disini rakyat bukanlah hamba dari sang raja… mmh… Ok cukup deh basabasinya… to the point aja… masalah hubungan pejabat pemerintah dengan rakyatnya nih!!

Sebenarnya siapa sih Bossnya?

Menurut pemahaman saya, maaf kalo salah tafsir, harusnya mereka, para pejabat itu mengabdikan diri pada rakyat. Mereka yang PAKAI SAFARI, yang ruangannya selalu ber-AC, yang kalau di jalan sirinenya LEBIH BERISIK dari rumah ibadah itu, harusnya tidak menjabat hanya untuk dapat GAJI BUTA. Mereka nongkrong disana itu harusnya untuk melayani kita. Ngurusi kepentingan kita. Melayani rakyat. Kita, yang biasa disebut rakyat ini sebenernya adalah boss mereka.

Tapi, kenyataannya gimana? Mereka malah kerja seenaknya. Kerjanya cuma korupsi sampai buncit gak jelas. Gombal semua gak ada yang becus. Ya ada siiih, sedikit, tapi lebih banyak yang nggak kan? Barusan baca postingnya Cakmoki, ternyata para pejabat yang harusnya ngurusi kesehatan rakyat, hati dan otaknya malah pada busuk! Bagian pendidikan yang HARUSNYA mencetak manusia-manusia berkualitas juga tak kalah menyedihkan, soal ini tanya aja pada guru-guru yang mengalami.

Trus kita harus gimana dong?

Bossnya harus koreksi diri dulu dong!

Kita sebagai boss, harusnya mau introspeksi, mau ngoreksi diri. Salahnya dimana, kok bisa-bisanya para ‘buruh’ itu berani kurang ajar dan semena-mena? Padahal anak-anaknya kita sudah ongkosi sekolah di luar negeri, selingkuhannya juga kita yang membiayai, bahkan urusan bensin, telpon, listrik, air sampai video pornonya pun kita juga yang mbayari! Apa gaji segitu masih kurang gede? Sinting. Memang mereka sinting.

Yang jelas, kita sudah bersalah karena kurang selektif waktu milihnya kemarin. Sudah jelas-jelas orang lama dari partai yang terkenal busuk, masih juga kita biarkan bercokol lagi. Sekarang para sinting itu bikin ulah, yang repot ya kita sendiri kan?

Ya sudahlah, itu kesalahan kita, ini karma yang harus kita tanggung bersama. Sekarang, apa yang BISA dan HARUS kita lakukan supaya kekonyolan ini tidak terulang lagi?

Mulai mengawasi mereka!

Ini kenyataan, kesadaran para ‘buruh’ kita masih terlalu rendah. Belum saatnya kita harapkan mereka bekerja secara professional atas kesadaran sendiri.

Jadi ya memang HARUS TERUS KITA AWASI, supaya kerjanya bener. Para boss yang jumlahnya lebih dari 200 juta kepala, ya kita ini, harus mau meluangkan waktu untuk mengontrol kinerja mereka.

Dengan begitu kita bisa tahu mana yang kinerjanya buruk, mana yang busuk. Biar jelas mana yang sudah waktunya dipecat, mana perlu yang dipenjara, dan mana yang seharusnya ditembaki sampai mati berkali-kali. He..69x.

Internet untuk mengawasi pejabat

Lho, make Internet? Gimana caranya? Bisa dengan meminta memerintahkan mereka agar membuat semacam blog, isinya laporan pertanggungjawaban mingguan, kalau perlu harian. Disana mereka melaporkan apa saja hasil kerja mereka. Untuk apa saja uang negara mereka habiskan. Mirip-mirip psitusnya SBY itu lah. Tentunya bikin yang sederhana aja, pakai duit mereka sendiri supaya ga perlu alokasi dana gila-gilaan. Yang penting kita bisa memonitor kerja dan pencapaian mereka.

Tentu saja nanti isinya akan seperti situsnya SBY, hanya memuat yang baik-baik saja. Karena itu kita perlu juga membuat versi rakyat sebagai kontrol. Tempat dimana para wartawan, para blogger, para anonim dan para netter awam bisa menuliskan hasil pengamatannya. Terpusat biar mudah dicari.

Untuk awalnya kita monitor yang dipusat saja dulu, nanti terus sampai tingkat daerah, sehingga nantinya masyarakat tiap daerah bisa mengontrol kinerja wakil mereka di pemerintahan.

Pengawasan melekat bikin lebih bertanggungjawab

Misalnya, sebuah contoh fiksi nih: Suatu ketika Ical, sang mentri menulis tentang kinerjanya yang sangat baik dan mengagumkan. Lalu sebagai kontrol, Pak Wim yang seorang blogger menuliskan fakta, sebagai mantan pemilik penyebab bencana, hanya berapa kali sih Ical meninjau lokasi, kemudian ditambah list “prestasi” yang pernah Ical kerjakan. Kemudian seorang anonim juga bercerita bagaimana Ical bertahan dalam kabinet hanya karena Bung Wapres mencintainya, sedangkan Mas Presiden sendiri, meski sudah disodori berjuta fakta masih tetap tak berdaya, tak mungkin menolak keinginan wapresnya karena alasan utang budi, hanya mampu monat manut sambil mesam mesem.

Seandainya hal seperti CONTOH FIKSI barusan bisa diterapkan pada setiap pejabat, kita akan punya track record prestasi dan cara mikir dari setiap penjahat pejabat. Selain itu, setiap pejabat akan merasa diawasi secara terus menerus. Dengan begitu, kalau memang mereka masih punya muka dan hati, mereka akan termotivasi untuk bekerja dengan lebih serius dan bertanggungjawab. Kalaupun tidak, ya setidaknya kita punya list siapa saja yang sudah terlalu busuk dan tak lagi layak pilih.

Ya.. Lalu?

Ya sekarang bagimana menurut anda? Apa mungkin ini ditindaklanjuti? Tertarik? Atau malah punya ide lain? Mari berbagi…

Jangan kelamaan lho, karena sebentar lagi akan banyak politisi mulai berkeliaran di blogosphere, semoga saja tidak dalam rangka menutupi atau malah menyebarkan kebusukan :D

Eh, satu lagi. Menurut saya sebaiknya kalau mau mbikin situs idealis kayak gitu jangan pake yang ber-adsense deh, resiko tinggi keracunan duit, he he.

70 Tanggapan to “Internet untuk Memperbaiki Indonesia?”


  1. 1 antobilang 4 Mei 2007 pukul 4:05 am

    ciaaat…PERTAMAX di blognya dehel!!
    *orgasme gw*

  2. 2 antobilang 4 Mei 2007 pukul 4:13 am

    hel, kebetulan gw udah buat tuh dulu :
    namanya indonesiakita.wordpress.com
    tapi bingung mau diisi apaan.

    btw, itu cerita tentang si Ical beneran atau cuma fiksi?
    rasa2nya gw pernah denger deh menteri yang kacaw macam si Ical itu…
    kalo ga salah namanya Aburizal Bakrie!

  3. 3 Rizma Adlia 4 Mei 2007 pukul 6:55 am

    hmmm,, emang mereka mau gitu aja disuruh bikin pertanggungjawaban dan laporan,, diaudit buat pajak aja susah,, (Ma agak pesimis nih,, tapi kalo bisa prngen bangett,,)

    Ma pernah nulis ke situsnya SBY,, ga tau deh,, kayanya ga ngepek,,
    yah,, siapalah Rizma itu,,

  4. 4 Rusdy 4 Mei 2007 pukul 7:59 am

    Weleh, masalah pertanggungjawaban sih selalu bagus! Biar ‘pelayan rakyat’ ini mengerjakan pekerjaannya secara benar (baca: bertanggung jawab). Sekarang masalahnya apakah blog memang cara yang efektif atau tidak nih?

    Bukannya media cetak, radio atau televisi juga seharusnya melakukan analisa kritis ke pemerintah saat ini? Kalau tidak, mengapa nih? Soalnye, belum terlalu banyak yang punya akses ke Internet saat ini, apalagi bagian Indonesia Timur, yang sangat perlu pembangunan!

    Emang sih, kalangan yang mempunyai akses ke Internet bisa dibilang jauh lebih kritis dan mungkin mempunyai kapasitas lebih dalam mengkritis pemerintah. Jadi memang mungkin perlu badan mandiri yang memberi laporan ke rakyat dalam bentuk blog atau situs, pokoknya PR(Public Relation)-nya rakyat deh!

    Masalahnya, sekarang kalau kita tahu ada hal yang perlu diperbaiki, ? Tidak perlu jauh-jauh untuk contoh: kita semualalu mau diapain donk?????

    Siapa yang punya nyali untuk merevolusi etiket kerja badan pemerintahan agar lebih disiplin? Wong rakyatnya juga tidak perduli, soalnya tanpa korupsi, SIM saya keluarnya lama sih!!!!

  5. 5 Rusdy 4 Mei 2007 pukul 8:03 am

    Waduh, tag-nya ngaco nih, paragraf kedua dari akhir harusnya terbaca:

    Masalahnya, sekarang kalau kita tahu ada hal yang perlu diperbaiki, lalu bagaimana? Tidak perlu jauh-jauh untuk contoh: kita semua tahu kalau banyak badan pemerintah, seperti pembuatan SIM, kantor imigrasi, dan terlalu banyak lainnya banyak punglinya, lalu mau diapain donk????? Wong rakyatnya juga maunya begitu, kalau tidak, SIM saya bisa berapa lama keluarnya????

  6. 6 Lily 4 Mei 2007 pukul 8:17 am

    Menarik..
    Berhubung gue gaptek, gue jadi pembaca aja deh..
    Kita tunggu tanggal mainnya.. ;)

  7. 7 thya 4 Mei 2007 pukul 8:52 am

    hihihihiiii, nanti para pejabat minta laptop lagi,
    katanya buat ngapdet blog-nya
    ama bacain komen2 yang masuk ;p

    akhirnya mereka jadi blogger tulen…

  8. 8 chiw imudz 4 Mei 2007 pukul 9:29 am

    wah…ntar kalo pada keasyikan ngeblog, lupa ma tugasnya lagi…
    wong ndak ngeblog aja udah lupa tugasnya tuh…:-)

  9. 9 denhurd 4 Mei 2007 pukul 9:58 am

    ngeblog donk… pemerintah juga harus ngeblog!!1

  10. 10 Death Berry 4 Mei 2007 pukul 10:40 am

    Saya takut kalau blognya “Pengabdi Rakyat” itu malah dipakai untuk diary beneran. :mrgreen:

    Berarti blognya dikelola oleh satu pihak ya. Yang buat diam – diam via WordPress atau Bloggers harus ditindaklanjuti. :D

  11. 11 telmark 4 Mei 2007 pukul 11:11 am

    harus ada blog yg dijadikan blog induk sebagai central. blogger yg lainnya sbg pengawas dan melaporkannya ke blog tsb. (bentuknya semacam swadaya hel…)
    blogger rakyat/umum harus lebih rajin dan “teliti” lagi dlm menulis, karena sebentar lagi pejabatpun bnyk yg punya blog, dgn komputer canggih yg mahal, ditambah lulusan2 terbaik yg sanggup mereka bayar mahal buat desain, penulisan, dsb-nya. contohnya, dlm (beberapa penulisan) blog2 umum kadang menuliskan dgn kata2 yg bisa membuat mereka (kalau baca)tersinggung. nah, sebaiknya kata2 tsb disisipi bukti, datanya, atau sumbernya.
    cumen sekedar ide…. :)

  12. 12 Sugeng Rianto 4 Mei 2007 pukul 11:25 am

    Lho saya terhitung bos toh?! ealah dalah, sebenarnya Pejabat pemerintah, wakil rakyat dan pejabat eselon2 itu adalah pesuruh saya. (Baru sadar nih he..he..he….)

  13. 13 cK 4 Mei 2007 pukul 12:13 pm

    [ga penting mode ON]
    wah…saya pakai safari tuh. berarti saya boss donk khekehkhekhekehe…
    wah…kalo para pejabat bikin blog, bisa-bisa banyak yang di suspend soalnya bikin berita hoax wakakakakk… *LOL*

  14. 14 bayuleo 4 Mei 2007 pukul 1:27 pm

    clingak – clinguk ..bingung trus cabut … *muter2 in kepala kenceng2*

  15. 15 elpalimbani 4 Mei 2007 pukul 1:43 pm

    Saya pikir ide yang dilemparkan ini boleh juga dicoba…. tentu dengan niat yang baik. Hari gini gak perlu lah alergi dengan hal-hal yang sok idealis. Ndak ada salahnya kok !?
    Gak perlu juga kalee…terus-terusan pesimis dengan sesuatu hal yang dicoba aja belum.

    To : Death Berry
    “tadinya saya sempet mikir khawatir gitu juga…tapi pas ta’ pikir-pikir lagi kekhawatiran seperti itu–kalo pun terjadi–ya ndak terlalu mengkhawatirkan toh ?, hehehe”

    To : telmark
    “Ide yang cuman sekedarnya itu bagus juga sebagai reminder awal….
    Saya yakin ide-ide yang relevan dari teman-teman blogger yang lain pasti akan semakin banyak.

    Btw, bener juga kata wadehel… : jangan kelamaan… makanya saya usul para blogger di manapun anda berada, mulai selesai baca komen ini, ayo dong….ikut memantau ”buruh-buruh pemerintahan rakyat” di luar sana menyangkut hal-hal yang sudah disinggung wadehel di atas. Kalo ketemu…silahkan di posting.

    Gak harus lewat postingan karya sendiri sih… kan bisa juga dengan menyebarkan postingan-postingan dari blogger lain yang valid dan berbobot dengan cara membuat link dari halaman blog masing-masing. Dengan begitu, diharapkan gaungnya bisa memberikan kontribusi pada peningkatan awareness seluruh penghuni blogosphere dan masyarakat maya lainnya (i wish….)

    Intermezzo : yang mengawasi dan diawasi boleh sama-sama was-was…tapi awas!!!…was padalah…was padalah !!! (hihihi… nyambung gak seh…hahaha)

    Buat antobilang yang sudah sempat mengcreate blog wp. indonesiakita, … mungkin bisa dirampungin. Para blogger butuh “tools” awal kayak gitu… Cuman…kalo boleh usul nih… judul blogpagenya jangan indonesiakita…. kesannya gimana gitu…. to the point aja, misal : pejabattengilkita atau pembokatrakyatpengkhianat…. atau yang lainnya.

    Ah…udah ah! kebanyakan komen….
    Kabur dulu… mo ngintipin kelakuan si kucing belang, halah!, para ”buruh-buruh” itu. Siapa tau ada yang bisa di share ke blogosphere.

    Para ”buruh”… bersiaplah kalian !!…… ”
    Ciiaaaattt!!!! …….

    *mode blingsatan: OFF. Tarik nafas dulu…. Out… *

  16. 16 Hedi 4 Mei 2007 pukul 2:01 pm

    Saya pikir posting oleh banyak blog soal dinamika negara ini sudah cukup mewakili penggunaan internet untuk kebaikan Indonesia. Cuma masalahnya, bagaimana mata dan kuping kita?

    Kontrol (sikap) diri untuk tidak mengikuti sistem (bobrok) yang ada itulah yang musti dipelihara. Saya khawatir kalo saya jadi pejabat, takutnya bakal seperti yang ada :D

  17. 17 cakmoki 4 Mei 2007 pukul 2:43 pm

    Trims trackbacknya.
    Tulisannya koq jadi lemah gemulai nih ;)

    Internet untuk memperbaiki Indonesia ?.
    Bisa !!! Walaupun ada yang memandang sebelah mata atau menganggap tidak berguna, saya yakin bisa. Tentu ada syaratnya.

    Pertama: Institusi Pemerintah harus berani mempertanggungjawabkan setiap mata anggaran secara tertulis dan terbuka. Terbuka pula untuk menjawab pertanyaan pembaca. Bukan hanya tanggung jawab administratif, melainkan realistis disertai Standart Biaya terkini. Contoh, jika pembelian barang seharga 100.000, maka tertulis juga dalam nota SPJ dan Stock Barang senilai 100.000. Jika lebih (misalnya dalam anggaran tersedia dana 150.000) sisanya harus dikembalikan ke kas negara atau daerah dengan berita acara, bukan dicocok-cocokkan. Intinya TIDAK melakukan mark-up. Apa bisa ? Sekali lagi bisa !!!

    Kedua: Kita, hendaknya tidak monat-manut ketika mengurus sesuatu yang biayanya melebihi ketentuan. Bila hal itu terjadi, tanyakan !!! Misalnya kita ngurus Surat Kesehatan senilai 5.000-, lalu diminta 6.000, JANGAN dibayar, laporkan kepada atasannya. Biaya “administrasi” itu tidak ada dalam peraturan. Kita jangan membiasakan diri memberi biaya diluar ketentuan. Andaikan tidak mau mengeluarkan surat (kesehatan, KTP, dll), tanyakan mengapa tidak dikeluarkan sedangkan kita sudah membayar sesuai ketentuan. Bukan masalah kelebihan 1.000 rp yang mungkin tidak begitu berarti, tapi sikap lembek kita sama dengan menyuburkan kkn. So, kita bisa berbuat dari hal kecil.

    Ketiga: Bagi “orang dalam” (misalnya PNS) yang berniat mengadakan perbaikan, harus berani memulai dan bersuara kritis BUKAN dalam rangka mencari jabatan. Jika ingin idealisme terjaga, TOLAK semua tawaran jabatan. Hal ini penting agar (sekali lagi) idealisme tetap terjaga sebagai fungsi kontrol. Jangan takut, nggak bakalan dipecat selama kita benar.Jika pun mau menerima jabatan untuk mengadakan perbaikan (saya ragu), mulailah dengan tidak menerima apapun (amplop dan sejenisnya). Ketika sudah menerima jabatan (alasan amanah ? huhhh) kemudian ternyata mau menerima angpao walau kecil-kecilan, berarti sama saja dengan mereka (korup). Maka gagallah idealisme, malah menambah 1 koruptor kelas teri yang kelak berpotensi naik peringkat.
    Bagi rekan juragan (blogger), nggak perlu terlalu takut nulis kritis, sepanjang niatnya untuk perbaikan. Kalaupun masih khawatir, bisalah pakai bahasa lemah gemulai. Jika perlu lanjutkan upaya perbaikan di dunia nyata, lebih afdhol dan bisa berdialog secara langsung. Berani kan ?
    Kalo toh di suspend, bikin lagi.

    Keempat Institusi Pemerintah berinternat (blog) tentu sangat mungkin, toh gratisan. Hanya bayar pulsa tilpon yang disediakan anggaran. Untuk institusi tingkat kecamatan, rata-rata alokasi biaya tilpon perbulan sekitar 400 ribu rupiah, dengan ketentuan dikembalikan jika lebih dan ditanggung sendiri jika kurang. Menayangkan neraca keuangan bukan termasuk membocorkan rahasia negara, sebaliknya justru bentuk pertanggung jawaban kepada publik.
    Apa cukup ? Cukup jika digunakan tepat guna, misalnya ngeblog cukup seminggu 1-2 kali dengan durasi 2-3 jam.
    Situs pemerintah berlabel go.id selama ini menurut saya sebagian (besar) banyak latahnya ketimbang manfaatnya. Saya mempertanyakan go.id-go.id yang dikelola pihak ketiga dengan anggaran aduhai. Kebanyakan hanya berisi acara protokoler atau memindah berita dari media ketimbang informasi publik seputar tatalaksana pemerintahan. So, berinternet informatif bukan tidak mungkin sepanjang tidak menjadikannya lahan baru untuk ngembat anggaran.

    Kelima: Niat untuk berbenah dilandasi dengan mengedepankan kepentingan publik. Tanpanya, mustahil bisa berhasil apapun nama dan bentuk programnya. Dll, dll.

    Khayalan ? Terserah yang menilai.

    Maaf, panjang nih. Anggap aja titipan ya ;)

    @ Antobilang,
    Bisa tuh dihidupkan lagi. Isinya nggak harus seputar korupsi (yang ini kan sudah ada), bisa memuat kondisi riil di manapun di negeri ini. Kita bisa menulis tentang ketimpangan-ketimpangan di segala bidang, misalnya layanan publik, lingkungan atau infrastruktur lainnya.

  18. 18 muftisip 4 Mei 2007 pukul 3:03 pm

    Kedaulatan Indonesia yang berdemocrazy pancasila ini, adanya di tangan rakyat.

    Pancasilais ini.

    Bisa dengan meminta memerintahkan mereka agar membuat semacam blog, isinya laporan pertanggungjawaban mingguan, kalau perlu harian. Disana mereka melaporkan apa saja hasil kerja mereka. Untuk apa saja uang negara mereka habiskan.

    Wah bisa rame bloksper nanti.

    Tentunya bikin yang sederhana aja, pakai duit mereka sendiri supaya ga perlu alokasi dana gila-gilaan.

    Pake gratisan aja, yang penting isi.

  19. 19 alex 4 Mei 2007 pukul 3:07 pm

    Wah… wah… ide bagus, Hel.
    Btw… aku udah coba ide begini di daerah asal saya yang kemarin itu pejabat2nya pada zina itu.

    Jadi, PEMDA di sana itu – entah lagi kesurupan – membangun jaringan internet lah disana. Membuka hotspot untuk publik. Tentu saja anak2 muda disana jadi tertarik waktu aku ajakin utk lebih kenal internet.

    Tentu saja salah satu yang aku ajari itu nge-blog :)) Mengajak mereka bicara tentang daerah sendiri, mengajak mereka utk mengkritisi jajaran PEMDA dan daerah sendiri.

    Mungkin tidak perlu langsung ke pejabat2 yang memang statusnya itu BUDAK-BUDAK KITA langsung yang kita suruh. Kontrol dari bawah yang mesti diperkuat. Dan untuk hal ini, aku lebih percaya pada angkatan muda daripada angkatan tua yang suka tawar-menawar :)

    Errrr…. kalo ini juga gagal, yahh… mungkin sudah nasib kali ya, beberapa taon ke depan Indonesia cuma jadi sejarah sebagai negara gagal yang congkak dan norak yang pernah ada…

    BTW, ente kayaknya sama dengan ane nih, tak begitu menyukai dinasti Saud yang gemah-ripah loh jinawi itu, ya? :))

    Yaa.. yaa… the big family of Saud itu tak akan pernah berbuat banyak selama perut mereka kenyang, selama kapal pesiar pangeran2nya masih main2 di pantai Miami sana…

  20. 20 venus 4 Mei 2007 pukul 3:23 pm

    kenapa ketawanya musti 69x sih??? dasar mesum, wakakaka…

  21. 21 zetcho 4 Mei 2007 pukul 3:38 pm

    …nanti isinya akan seperti situsnya SBY, hanya memuat yang baik-baik saja. Karena itu kita perlu juga membuat versi rakyat sebagai kontrol…

    ayo konkret bos kita bikin blog dengan nama ANTI SBY (saya mau nulisnya kok, tolong dikasih tau kalo dah di bikin, sekalian belajar nge-blog yang serius). biar rakyat dan juga presidennya belajar demokrasi yang sesungguhnya, semua didunia ini berpasang-pasangan, ada yang hitam ada yang putih, ada siang ada malam, ada geli ada garuk dan lain-lain (tambahin sendiri :) ya!)

  22. 22 anthonysteven 4 Mei 2007 pukul 3:48 pm

    Kadang teknologi bisa lebih dipercaya dibanding manusia….
    Saatnya mesin berkuasa? :-D

  23. 23 bank al 4 Mei 2007 pukul 4:44 pm

    Jangan bikin usulan yg aneh2 deh Om.
    Ntar para pejabat itu minta dibeliin laptop untuk kebutuhan bikin blog apa ndak kita yg ribut lagi ?

  24. 24 erander 4 Mei 2007 pukul 5:07 pm

    Mas Teguh, mungkin ga ya .. itu bisa terjadi karena sejak dahulu kala, yang berjaya di Indonesia kan kerajaan. Ada Sriwijaya, Majapahit, Singosari dlsbnya. Sehingga budaya Raja dan abdi begitu melekat. Dan pejabat2 sekarang merasa bahwa mereka adalah Raja. Bahwa apa yang dikatakan adalah produk hukum? ada ga ya hubungannya?

  25. 25 Lita 4 Mei 2007 pukul 11:09 pm

    Dukung dan awasi.
    Pejabat diawasi, rakyat disuruh diajak belajar biar pinter. Betul?
    Nah, aku ambil bagian kerjaan yang kedua aja. Minteri, bukan menteri :p

  26. 26 peyek 4 Mei 2007 pukul 11:36 pm

    bikin blog buwat kontrol? kita lanjutin aja yang pungli gimana?

    btw, terpusat? setuju, apa punya’an saya kurang gede mengawasi?

  27. 27 antobilang 5 Mei 2007 pukul 12:33 am

    simbok V
    kenapa ketawanya musti 69x sih??? dasar mesum, wakakaka…

    emang 69 apaan sih? kok dikait2in ama mesum?

  28. 28 deking 5 Mei 2007 pukul 12:48 am

    Mas Teguh, (sekali2 ikut2an Pak Erander hehehe)…
    Kalau para buruh kita disuruh membuat laporan lewat internet apa gak repot?
    Nanti mereka jadi punya alasan untuk minta laptop seperti dulu dan juga minta tambahan duit untuk langganan internet dengan bandwith melimpah
    Selain itu kalau mereka semakin kenal dengan internet bukannya LPJ yang mereka buat, tetapi mereka hanya mencari ayam-ayam selingkuhan teman2 lama mereka
    Mereka juga nanti hanya akan disibukkan dengan melakukan download video dan gambar porno kampanye politik saja
    Ujung2nya kita – para boss- ini yang disibukkan dan direpotkan oleh ulah mereka

  29. 29 BatakNews 5 Mei 2007 pukul 1:05 am

    idemu bagus hel.
    sangat menarik: dengan internet publik mengawasi pemerintah.

    teknisnya aku kurang paham; maklum, baru sebulan lebih ngeblog. tapi niatmu kudukung. coba dulu kau hubungi bloger-bloger senior. seperti enda, ndoro, paman tyo, dll. mungkin mereka bisa kasih saran yang lebih konkret.

  30. 30 anas 5 Mei 2007 pukul 1:05 am

    “…membuat semacam blog, isinya laporan pertanggungjawaban mingguan, kalau perlu harian.”

    Jalan baru untuk korupsi nih. Kalo pejabat disuruh gitu pasti males, cari tukang ketik deh. Yanng bayarin siapa ? Ya para boss donk

  31. 31 Kang Kombor 5 Mei 2007 pukul 1:24 am

    Kang, aku ini meh nulis tentang keluarga Ical dan seluruh orang Lapindo supaya diminta tinggal di Pasar Baru Porong selama 3 bulan saja tetapi kok belum kesampaian juga.

    Kalau perlu Wapres suruh juga ngantor di sana , juga Mentamben yang nggak bisa megang amanat rakyat supaya cash carry yang diberikan. Halah kalau ngasihnya bertahap 20% dulu lalu entah kapan baru yang 80%, sama saja mateni wong akeh. Mbok diwalik gitu loohhhh…, 80% lalu entah kapannya 20% kalau nggak bisa 100% kontan.

    Susah kalau masih ada ganjel kancan di kabinet itu. Susah kalau masih ada balas budi yang harus dibayar. Susaaahhh…

    Ujung-ujungnya, kita juga yang susah.

  32. 32 gsat 5 Mei 2007 pukul 2:37 am

    yah pada mo bilang apa aja ya mungkin sang bos gak denger.mungkin ada benarnya kedaulatan ditangan rakyat tapi mana buktinya. itu kan cuma omongan kosong belaka. eh pada demo yuk….!!! mending mendalami agama dan click aja disini.daripada mikirin pancasila yang tidak pernah ada sukses yang berarti.

  33. 34 mathematicse 5 Mei 2007 pukul 3:40 am

    Para penjahbat itu memang kuli-kuli yang harus kita bayar sebelum keringat mereka kering! Tapi, para kuli itu ga pernah keluar keringat klo kerja. Jadi gemana dong? Biasa, klo kerja ga mau keluar keringat, tapi klo makan malah pengen berkeringat. Gaya penjabhat Indonesia!

  34. 35 papabonbon 5 Mei 2007 pukul 7:59 am

    kalau ngobrol tentang indonesia, web yg jadi favoritku adalah http://www.apakabar.ws. seru seru ceritanya … :D

  35. 36 Suluh 5 Mei 2007 pukul 9:56 am

    gak mudeng… lah wong speed reading… entar di baca dirumah aja :) maaf ya Guh :)
    Peace

  36. 37 Evy 5 Mei 2007 pukul 10:15 am

    tapi hel ntar di jadiin alasan minta anggaran lagi.. buat beli laptop, bayar internet… abis gitu laporan mah di bikin aja bisa kok ngarang…

  37. 38 Bandar Adsense (hihihi) 5 Mei 2007 pukul 11:12 am

    Malah justru di iming2 duit pasti makin rajin deh nulis laporannya…suruh ngeblognya yg pake adsense aja hel, ntar jd rakyat ga usah biayain, mereka khan gajian adsense bisa sampe U$ 16.000 semakin orang rajin nge-click ngelihat laporan atau mengkritik, makin kaya deh… ngalah2ain Cosa sama mbak Ajemanis…tul ga?

  38. 39 manusiasuper 5 Mei 2007 pukul 11:46 am

    Mencari kesempatan untuk meninggalkan negeri ini…

  39. 40 Suluh (gak sempat login) 5 Mei 2007 pukul 12:09 pm

    Maaf sedikit OOT tapi ada isu menarik buat para kawan pluralis baik islam maupun yang lain…

    Silahkan kunjungi blog ini:

    http://fenki.blogs.friendster.com/fenki/

    (seorang fundamentalis kristen yang cukup menggelitik pikir)

  40. 41 toim the arrancar 5 Mei 2007 pukul 1:01 pm

    om wadehel ini, ada2 ajah ide2-nya, benar2 brilian, tp lagi2 om, aye ragu ama usul om, soalnya apa pernah para pejabat2 itu gawl ke internet, apalagi denger kata blog, malahan nanti mereka minta biaya untuk pengajaran cara mbuat blog yg baek dan benar…
    ujung2-nya duit rakyat yg kepake lg kan, om?
    BTW, nice idea, om!

  41. 42 Epat 5 Mei 2007 pukul 2:25 pm

    halah…halah…ngentek2i bandwidth ae mengko kekeke

  42. 43 huda 5 Mei 2007 pukul 8:17 pm

    Ide yg bagus!

    Tapi jangan seratus persen yg nulis pengamat.. lebih baik dibikin blog ‘semi-resmi’ gitu dari para wakil rakyat. Jadi intinya mereka yang melaporkan.

    Tp setiap orang Indonesia diperbolehkan berkomen. Kalau begitu kan malah lebih dari sekedar laporan kinerja, tapi juga bisa menjalin komunikasi antara para wakil rakyat dengan ‘Boss’ nya..

    media blog emang tepat banget.. gak usah formal-formal banget, yg penting terkoordinir dan terpusat, semua wakil2 rakyat ikut nulis..

    blogger2 harus punya perkumpulan/asosiasi resmi bertaraf nasional nih.. supaya bisa dianggep oleh pemerintah… jadi gampang klo mau menyampaikan permintaan2 seperti request blog seperti ini.. tentunya dengan tetap menjaga kesopanan, agar kita disegani

  43. 44 kurtubi 6 Mei 2007 pukul 6:40 am

    selulit mas pengawasan melekat kepada mereka dengan menyuruh pada membuat blog… pasti yang enak2nya aja yang ditampilkan… lagian mereka masih risih dengan kata GOBLOG yang sering kita pake.

    btw usul saya: jika mau bikin sept petisi online itu lalu disebarkan ke blogger se dunia, setelah itu diajukan ke DPR dan presiden… baru deh bikin uu-nya setiap pejabat WAJIB GOBLOG agar transparan… atau syarat dalam pemilunya setiap calon gubernur WAJIB GOBLOG. pokoknya mari kita menjadi GOBLOG dan juga para pejabatnya hingga presidennya harus GOBLOG… sekian

    maaf belum kenalan, dah ngasih komentar [salaman dulu deh]

  44. 45 calonorangtenarsedunia 6 Mei 2007 pukul 6:24 pm

    wadehel palsu blm dateng?
    yg asli pun tak ada,,

  45. 46 wadehel 6 Mei 2007 pukul 8:53 pm

    @Antobilang, bener juga, mau diisi apa ya :-? Harus nerima kiriman tulisan tuh kayak panduan.wpcom. Saran dari cakmoki bagus tuh, bisa diisi apa aja. Isu2 budaya dan persatuan bisa masuk dong :D *evilface*

    @Telmark, ide bagus, *marked important.*

    @Epalimbani, sepakat! Mulai kapan nih? Saya belum sempet, biarpun pengangguran tapi (sok) sibuk nih… kalau mau cepet harus ada yang berani dan mau repot. Anto udah mulai tuh, tapi blom terisi.

    @Cakmoki, iya pak, ceritanya lagi belajar nulis lebih sopan. Cak, harusnya

    @Alex, hehe, perlu posting kayak gitu lagi tuh yang banyak buat isi blog barunya Anto :D

    @Venus, hmmmh, emang 69 mesumnya dimana? Itu seperti lambang chi kok, lambang keseimbangan yeey, siapa hayo yang mesuuum :P

    @Erander, bisa jadi begitu.

    @Peyek, itu memang masih berlanjut meski adminnya tinggal satu, tertarik jadi kontributor?

    @Gsat, seperti slogannya wak Abdulsomad :P Daripada sibuk mikirin bangsa, lebih baik kita belajar agama.

    @Papabonbon, loading…

    @Huda, setuju, harus sopan :)

    @Kurtubi, *salaman* Ga harus blog seperti format yang kita pahami sih. yang penting “LOG”nya itu, buat record pemikiran dan prestasi mereka.

    @Semua yang pesimis, gimana dong sebaiknya? Wartawan kan gitu, ga bisa sembarangan nulis karena korannya bisa di breidel. Gimana cara bikin pengawasan terhadap mereka? Atau mau cuek aja? Terserah sih…

    @Semua yang optimis, jadi gimana nih yang perlu dilakukan sekarang? :D Harus ada yang mau repot nih. Ada yang mau?

  46. 47 Andhika Nugraha 6 Mei 2007 pukul 11:34 pm

    Wah, kalo bikin blog kayak gitu, dapet user ‘pengamat’ dan ‘pejabat’ gimana tuh?

    Terus gimana dengan para spammer?

    BAYANGKAN!

    *tidur*

  47. 48 aLe 7 Mei 2007 pukul 5:26 am

    || Harus ada yang mau repot nih. Ada yang mau?
    hayo… sapa yg mau?? di obral di obral.. :P
    kok di tawarin.. lha mas teguh sendiri gak mau ya?

  48. 49 Abdi Dalem 7 Mei 2007 pukul 7:22 am

    Setuju…..setuju….rakyat mesti bersatu!

  49. 50 sandynata 7 Mei 2007 pukul 1:04 pm

    hebat… ternyata saya adalah BOS :D

  50. 51 pramur 7 Mei 2007 pukul 2:22 pm

    Numpang nimbrung nih Mas…
    Wah, idenya boleh juga Bos.. Tapi, mungkin akan menjadi sumber mata penghasilan tanpa batas mereka lagi, seperti yang sudah-sudah. Alih-alih ingin mengawasi, malah kita yang menabur benih KKN pada mereka. Jadi, ujungnya cuma ABS-ABS aja..

    Berikut petikan cerita sang Pembawa Risalah (yg tentu saja sudah saya modifikasi sesuai selera dan tuntutan zaman) :D

    Dulu, waktu djaman rasul, ada salah satu kroni beliau yang bertanya “Bos, bos, kok si Fulan itu ga jadi pemimpin geng di teritori sana? Padahal dia kan begini, begitu, begini (disebutkan kelebihannya –pen)”.

    Sang Utusan Tuhan balik bertanya, “Apakah kamu pernah bersama dengannya dalam perjalanan?”. “Tidak”.

    Meshia bertanya lagi, “Apakah kamu pernah bermalam bersamanya?”. “Tidak”.

    Nabi umat agama kita ini bertanya lagi, “Apakah tetangganya?”. “Tidak”.

    Lalu manusia paling sempurna pun bersabda, “Kamu tidak mengenalnya”.

    Parameter persisnya saya lupa, tapi kalo ga salah tiga itu.
    0. satu perjalanan
    1. bermalam bersama
    2. tetangga (ini yg agak rancu)

    So, blog pun menurut saya tidak merepresentasikan kehidupan sebenarnya sang pembantu presiden. CMIIW

  51. 52 Akonx 8 Mei 2007 pukul 3:35 am

    Wah mini cerpen nya bikin ngakak! hahaha. So real :P

  52. 53 irdix 8 Mei 2007 pukul 11:52 am

    apa ga sistem pendidikannya saja yang dirubah ? juga personil-personil di dalamnya.. tapi serba repot sih.. apa yang mesti dirubah dulu yah?

    crita nie :

    pernah ada kejadian yang menyebabkan negara “merugi” 12 Miliyar di salah satu kabupaten di Indonesia pada tahun 1998 yang berawal dari “pemberian kepercayaan” dana untuk dikelola oleh sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat Mereka dan akhirnya penanggung jawabnya kabur tanpa jejak dan kasusnya entah menguap kemana.. nah ini salah satu penyebab beberapa “makhluk2” pemerintahan trauma dengan Lembaga-lembaga sejenis dan malah terkesan menghindar..

    Kalaupun internet dipergunakan sebagai salah satu tool untuk mengontrol mengawasi pemerintah, hasil laporan yang ada bisa ditebak, laporan yang ABS (Asli Bualan Saja).. nah.. dalam hal ini, pejabat-pejabat pemerintahan yang berwenang didalam pemerintahan tidak jarang memberikan statemen bahwa “it’s all going to be allright” dan seterusnya..dan seterusnya..

    Beberapa waktu lalu ada program dari pemerintah pusat yang berbentuk JARDIKNAS (Jejaring Pendidikan Nasional) yang bertujuan untuk bisa mengenalkan teknologi dengan mendirikan ICT-Center (information, Communication and Teknologi Center) semoga.. yah semoga bisa mencerdaskan dunia Indonesia.

    Lalu berikutnya.. isu dari negara tetangga kita yang katanya infrastruktur pengembangan teknologi informasinya lebih muda dari negara kita, ternyata lebih murah lho.. :-( bayangken.. (diam sejenak dan bayangkan) di Vietnam kabarnya isunya akses inernet dengan speed 1Gbps (giga) dengan unlimited quota bandwith.. dihargai hanya Rp. 200.000 (kebeneran ga tau.. cuma dari obrolan ringan di warung kopi), nah.. kenapa Indonesia ga bisa belum mampu menyediakan hal yang sama ?

    yah.. mo lanjutken makan siang dulu sebelum diusir sama yang punya warung… hiks.. rada ga nyambung kali yah tulisan saya ? lagi mabuk tidur..

  53. 54 p4ndu_454kura 8 Mei 2007 pukul 7:23 pm

    Mari kita buat republik WordPress Indonesia dengan wadehel sebagai presidennya!

  54. 55 aniki 9 Mei 2007 pukul 11:15 am

    Wahaha…ical started a joke ya… :)

  55. 56 wadehel 9 Mei 2007 pukul 5:37 pm

    @Andhika, *membayangkan*

    @aLe, bukan ga mau, blom ada waktu nih :( Lagian blom ada konsep yang jelas. aLe mau? Atau perlu dibahas rame2?

    @Semua, *mikir* ini ide beneran ga laku ya?…. *hubungi yang tertarik*

  56. 57 Bang Mandor 27 Mei 2007 pukul 9:39 pm

    Internet untuk mengawasi pejabat
    Lho, make Internet? Gimana caranya? Bisa dengan meminta memerintahkan mereka agar membuat semacam blog, isinya laporan pertanggungjawaban mingguan, kalau perlu harian.

    Bang Mandul eh Mandor:
    Saya setuju … biar tidak jadi bangsa yang bodoh eh dibodohi oleh pejabat…

    anda akan diangkat eh diusulkan menteri urusan internet.

    Salam
    http://bangsabodoh.wordpress.com/

  57. 58 fikri 29 Januari 2008 pukul 10:58 pm

    hehe…
    lucu & nge-gemesin

  58. 59 majron 25 Juni 2009 pukul 2:39 am

    betul itu. biar orang indo tambah pinter dan bisa bebas berekspresi
    tul betul….

  59. 60 Stop Dreaming Start Action 30 Juni 2009 pukul 10:33 am

    tapi kenapa tarif internet masih mahal

  60. 62 Stop dreaming start action 2 Juli 2009 pukul 10:54 am

    Ya semoga kedepannya internet di indonesia semakin murah

  61. 63 bang rusli 2 Juli 2009 pukul 5:13 pm

    iya kita mengharapkan internet menjadi lahan baru untuk mencari uang

  62. 64 jak-stik 29 November 2009 pukul 5:21 pm

    bener banget bro, yah semoga Indo bakal lebih baik aja


  1. 1 Here...the most REVOLTING news in out there... « just a little window Lacak balik pada 4 Mei 2007 pukul 4:21 pm
  2. 2 Blogtainment II « a n t o b i l a n g Lacak balik pada 9 Mei 2007 pukul 9:47 pm
  3. 3 Siapa Bos sesungguhnya ? Inilah salah satunya... « just a little window Lacak balik pada 11 Mei 2007 pukul 1:23 pm
  4. 4 Menebar trekbek buat promosi ... « Jurig Incorporated Lacak balik pada 11 Mei 2007 pukul 3:01 pm

Tinggalkan Balasan ke Stop dreaming start action Batalkan balasan




JANGAAAN !!!

Jangan membaca isi blog ini, sebelum memahami semua woro-woro di halaman PERINGATAN.
Unek-uneg, pertanyaan atau komentar yang TIDAK berhubungan dengan posting, silahkan anda sampaikan di Ruang Tamu.
Boleh juga memasukkan kritik dan saran ke dalam kotaknya.
Posting yang tidak pada tempatnya, terlalu OOT atau terlalu kotor, kemungkinan besar akan saya serahkan pada akismet.
Satu lagi, tak perlu kuatir kalau komen anda tak langsung muncul, kadang akismet suka terlalu curiga, saya akan lepaskan begitu saya online :) Terimakasih

Cap Halal

RSS Sumber Inspirasi

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

Kampanye

Petisi Mendukung Pembubaran IPDN

Aku Nggak Korupsi

Kulkas

free hit counter