DICARI: LULUSAN STPDN/IPDN YANG TIDAK KORUP

[updated 16 April 07]

Membaca pemberkatan dari Oom Rony yang berbunyi:

terberkatilah dalam darah, pendindasan, otak bebal dan kegoblokan abadi

Sedangkan banyak isu mengatakan (isu bukan ya?) bahwa para lulusan sekolah yang terberkati itu nantinya akan dijadikan pemimpin. Minimal jadi camat!

Maka pertanyaan saya bukanlah “Adakah camat atau pejabatapalah yang tidak korup?”, tapi pertanyaannya adalah “ADAKAH LULUSAN STPDN/IPDN YANG TIDAK KORUP?”

Kalau ada ya syukur. Lebih bersyukur lagi kalau ada yang kenal dan menyebutkan identitasnya, supaya saya, anda, kita semua tahu bahwa sebenarnya ada lulusan IPDN yang baik, normal dan sehat raga, moral maupun pikirannya. Lebih-lebih bersyukur lagi kalau bisa berbagi pendapatnya tentang cara pendidikan di STPDN/IPDN itu.

Saya mohon maaf pada para murid yang terjebak didalam sana bila posting ini terkesan menghujat. Saya yakin, MESKIPUN kalian tahu dan mendiamkan setiap kali ada teman yang dihajar oleh senior-senior kalian, meski kalian memilih bungkam setiap kali ada yang teraniaya, meski kebiasaan bungkam dan mementingkan diri sendiri itu nanti terbawa saat kalian sudah berkuasa, saya yakin pada dasarnya kalian adalah orang-orang baik.

Saya juga mohon maaf pada para orang tua yang mengirimkan anaknya untuk sekolah disana. Saya tidak menyalahkan anda. Sekolah gratis, keluar jadi penjahat pejabat, siapa yang tak mau kan?. Meski didalam sana mereka diajar untuk mendiamkan kejahatan, kami semua bisa maklum. Mungkin anda berhak untuk terus memaksa putra-putri anda bersekolah disana.

Saya sadar, di alam ini selalu ada keseimbangan. Bila ada orang baik, akan ada orang jahat. Setuju dengan pendapat Om Rony, manusia-manusia bejat dan tak bermoral memang lebih baik bila dikumpulkan dalam satu tempat. Dalam satu sekolah khusus. Dan menurut saya, sebaiknya identitasnya terus dicatat, dan kehidupannya terus diwaspadai.

Yang jadi masalah, bila para lulusan sekolah khusus itu kemudian dijadikan pejabat, saya yakin, untuk ini tak seorangpun akan setuju. Maka dari itu:

JAUHKAN LULUSAN SEKOLAH BUSUK DARI JABATAN PENTING

Kalau sudah terlanjur menjabat, sebaiknya segera diperiksa, terutama kesehatan pikiran dan moralnya.

Setelah baca posting ini (mungkin juga posting2 sebelumnya), mungkin anda akan tertarik untuk mengadukan kegelisahan anda pada Presiden SBY. Meski beliau dikenal tak tegas, lambat dan menyebalkan, kita harus tetap bersuara. Karena pemerintah ini tak akan berubah kalau tak didesak oleh rakyatnya.

Update:

Tulisan terkait:

——-UPDATE——-

  • Penjelasan bagus seseorang yang mengatasnamakan angkatan 14

118 Tanggapan to “DICARI: LULUSAN STPDN/IPDN YANG TIDAK KORUP”


  1. 1 pramur 7 April 2007 pukul 7:37 pm

    Numpang pertamax Mas…

  2. 2 pramur 7 April 2007 pukul 7:39 pm

    Jangan menggeneralisir begitu Mas… Nggak baek…
    Yang ketahuan mati kan cuma sedikit to?

  3. 3 MaIDeN 7 April 2007 pukul 8:11 pm

    Pertahankan budaya perploncoan !!!
    Ada yang bilang itu warisan kolonial, byarin
    Ada yang bilang itu budaya bar bar, ora urus
    Ada yang bilang itu praktek nggak sehat, ah ngaco lu

    Yang pokok mereka anak-anak kemaren sore itu, takut ama gua,
    Kalo nggak di plonco, mana hormat mereka sama gua yang sudah senior ini.
    Pokoknya gua senior elu yunior, jangan belagu lu

    Pokoknya sekali lagi pokoknya, perploncoan adalah sarana gua untuk nunjukin ke elu-elu yang yunior, anak kemaren sore bahwa nih gua senior, takut dah lu ama gua, hormat dikit lu ama gua kenapa seh …

    Kalau elu takut dipelonco, mending lu tidur aja dirumah, nggak usah gabung ama komunitas gua.

    • 4 bisman 10 Juni 2011 pukul 8:22 am

      klo benar senior itu hebat bertarung secara jantan, satu lawan satu. ini salah satu ciri2 pemimpin yang membawa negaranya menuju neraka.Selama ini didik apa sih disitu, kok bicaranya lebih dari preman.

  4. 5 cK 7 April 2007 pukul 8:12 pm

    di jaman sekarang susah, mas. kejadian ini sudah terjadi dari dulu tapi tetap aja didiamkan. pejabat sekarang juga pada buta tutup mata akan hal itu karena mereka mungkin menganggap ‘dulu gue juga di-gitu-in’.

  5. 6 mathematicse 7 April 2007 pukul 8:25 pm

    Untung saya ga sekolah di STPDN/IPDN (bukan karena ga diterima lho, karena ga pernah daftar sih ke sana).

    Mengerikan, bikin takut aja ah.

    Padahal kan katanya, yang masuk IPDN (STPDN) itu anak-anak yang pandai dari segi kognitifnya, psikomotornya, tapi ga tahu emosinya?

    Mungkin krn sekolahnya tertutup, terus menerus terkurung di sekolahan, makanya para senior ga ada kerjaan. Jadi deh begini jadinya…

  6. 7 Fast 7 April 2007 pukul 10:19 pm

    Menurut pendapat saya IPDN (Institut “Penyiksaan” Dalam Negeri) perlu dirombak total mulai dari rektornya dosen-dosennya terutama mentalnya sih, k’lo perlu namanya juga diganti. Dan sampai tiga tahun kedepan jangan ada penerimaan siswa baru sampai angkatan terakhir supaya gak ada dendam turun-temurun. Dan setelah itu baru ada penerimaan dengan seleksi yang ketat tanpa sogok menyogok, atau sejenisnya, dan hanya siswa yang waras, cerdas, dan bermoral yang bisa masuk di kampus itu. Dan satu lagi penyiksaanya jangan kembali diulang. Mudah-mudahan setelah keluar dari Institut tersebut mereka menjadi pemimpin yang jujur, baik hati, pandai membaca, rajin menabung, dan tidak sombong.

  7. 9 venus 8 April 2007 pukul 1:21 am

    GW MARAH!! SEBAGAI SEORANG IBU, GW MAAAAARAH BANGET NGELIAT KEJAHATAN DAN PEMBUNUHAN YANG SELALU DITUTUP-TUTUPI DI IPDN. NEGERI INI SAKIT JIWA!!!

  8. 10 Aleks 8 April 2007 pukul 4:23 am

    @venus:
    Sabar…sabar, Bu. Semua bisa diatasi dengan baik dan benar apabila kita memasukkan kepala kedalam lemari es (maksudnya berkepala dingin, gitu lho).

    Jujur saya juga amat sangat prihatin dengan kejadian ini. Kok tega-teganya para senior itu pada juniornya. Sifat kayak gitu yang bikin Indonesia ga maju2. Minta dihormati kok pake kekerasan? Aneh.

    *Bingung mode : on*

    Sekarang saya lagi kuliah di Australia. Tau nggak, kalo orientasi disini tuh nggak lagi pake prinsip senioritas. Semua dianggap sama, baik undergraduate maupun postgraduate. Kalo pas ada kelas gitu, kadang mahasiswa Semester 1 dicampur ama anak2 Semester 2, malah ada temenku yang udah tingkat Master. Kita juga nyante2 aja tuh, jarang banget ada kasus senior ngegebukin juniornya.

    Mungkin bagi mereka senioritas itu dipandang sebagai hal yang agak kurang penting bagi negara. Mending belajar dan menghasilkan sesuatu yang berguna daripada gontok-gontokan ga jelas hanya karena masalah ‘status’.

    It’s just my humble opinion-kira2 begitu kesan yang aku tangkep dalam sistem akademik Australia. Ntar kalo ada update terbaru aku kasih tahu lagi. Mudah2an sistem kayak gini bisa diterapkan secara menyeluruh di Indo.

    Cheers! Damai Indonesia!

  9. 11 Aleks 8 April 2007 pukul 4:30 am

    EDIT:

    *Mode marah: on*

    KALO PERLU BUNUH AJA SEKALIAN SENIOR-SENIOR TUKANG NGGEBUKIN ITU, BIAR TAU RASANYA MATI KONYOL!

    *Mode marah: off*

    Huff, lega….

    Cheers lagi :D

  10. 12 Arif Kurniawan 8 April 2007 pukul 4:36 am

    Hel, saya nggak kenal sama senior-senior STPDN/IPDN. Tapi pas baca tulisannya Kang Kombor, mengenai penyiksaan di sekolah semi-militer, langsung kirim surat kepada mereka (sekolah-sekolah itu). Bukan surat cinta. Bukan pula maki-maki. Cuma ngingetin aja. Ada banyak orang yang peduli dengan kekerasan dalam lingkungan pendidikan.

    Loh kok jadi curhat gini.. hehehe

  11. 13 deking 8 April 2007 pukul 5:38 am

    Ngapain dipermasalahkan sich? Toh yang mati hanya orang biasa…orang kecil dan bukan apa2…
    Kalau yang dihajar anak pejabat atau presiden baru kita pikirkan solusi terbaik, bila perlu bubarkan IPDN.
    Pokoknya sekarang gak usah dipermasalahkan…lagian hitung2 mengurangi jumlah orang kecil.
    Ayo praja senior IPDN…hajar terus para praja juniormu karena mereka itu nanti jadi sainganmu untuk jadi pejabat…singkirkan mereka…

  12. 14 Luthfi 8 April 2007 pukul 6:06 am

    Ngasih tahu SBY? bukannya dulu ada ide agar lewat Istrinya? biar lbh cpt ditanggapi :-“

  13. 15 wadehel 8 April 2007 pukul 7:14 am

    @Pramur, yang bagian “mendiamkan kebusukan” sepertinya memang semuanya deh.

    @MaIDeN, sangat penuh penghayatan, hehe.

    @cK, warisan dendam ya

    @Mathematicse, mungkin mereka perlu dikasih waktu untuk konek internet dan liat bokep bikin blog, biar bisa cerita dan tetap waras.

    @Fast, berarti bubarkan saja dulu. Ga usah nunggu lulus, buwat apa juga nunggu anak-anak yang sudah penuh dendam dan pandai menutup mata itu selesai. Jangan biarkan mereka berkeliaran!! :P

    @Venus, saya bangga dengan Ibu yang berani marah melihat ini. Bukan cuma marah tapi juga menyuarakan kemarahannya. Biarkan dunia mendengar. Biarkan para pemimpin mendengar. btw, dilanjutkan dengan nyuratin SBY dan Bu Ani gimana?

    @Aleks, manusia2 seperti itu memang diragukan kemanusiaannya. Tapi tidak lalu harus kita bunuh dong. Euthanasia aja gimana? *bletak*

    @Arif, baru inget, saya masukkan link-linknya aah.

    @deKing, spekulasi menarik… jangan-jangan bener tuh.

    @Luthfi, istrinya emang cepet nanggapin, tapi kalo suaminya gengsian gimana? dah gitu lambat dan bertele-tele gitu. Tetep ga ada hasil. Bukan salah dia juga sih, siapapun kalau dikelilingi iblis mungkin juga akan seperti itu. Yg penting kita jangan diam, ikutan neken pemerintah biar berubah. Caranya terserah :P

  14. 16 manusiasuper 8 April 2007 pukul 8:59 am

    Jangan-jangan yang marah-marah ini cuma kesel gara-gara kesal dirinya (atau anak-anaknya) gagal masuk IPDT karena kurang suapnya…? Kan kalo masuk sana, kesejahteraan kita-kita dan keluarga jadi terjamin katanya…

    OTT: buset, banyak banget kata majemuk di koment gw ini ya?

  15. 17 Kang Kombor 8 April 2007 pukul 12:11 pm

    Terakhir dari Newsticker MetroTV saya baca Presiden SBY akan membuat sebuah perubahan yang fundamental di IPDN setelah Tim Investigasi DEPDAGRI menyelesaikan tugasnya. Hmm… kita tunggu apa perubahan fundamental itu. Apa Pak SBY memang berani?

  16. 18 calonorangtenarsedunia 8 April 2007 pukul 12:29 pm

    #kang kombor
    yaelah, kaaangg…SBY mah dr dulu ngomong gt terus kan soal macem2 masalah..

    #om wadehel
    untung temen saya ga jadi diterima,,
    katanya kan ada juga kekerasan seksual,, yg nemuin tuh si Bapak Inu Kencana,,kayaknya sih dia masih lebih waras dibanding yg lain,,

    kekerasan seksualnya main ‘batangan’ pula..wikikik47x…

  17. 19 abdulsomad 8 April 2007 pukul 1:08 pm

    cari kan solusi donk HEL, jangan cuma bisa mengkritik dan menghujat.

  18. 20 wadehel 8 April 2007 pukul 1:48 pm

    @Manusiasuper, entah, katanya sih kesejahteraan bisa terjamin.

    @Kang Kombor, hehehe…. pertanyaan semua orang. Tapi sama yusril aja takut.

    @Calonorangtenarsedunia, seksual? batangan? aiiiih!!!

    @Abdulsomad, baca sekali lagi pak, kali ini pake kacamatanya.

  19. 21 abdulsomad 8 April 2007 pukul 2:13 pm

    Assalamualaikum wr wb..
    Solusi kamu basi HEL..
    –> JAUHKAN LULUSAN SEKOLAH BUSUK DARI JABATAN PENTING

  20. 22 abdulsomad 8 April 2007 pukul 2:18 pm

    … mengadukan kegelisahan anda pada Presiden SBY.
    apalagi ini

    Mana TUHAN mu HEL? ALLAH.. yang kemaren-kemaren kamu agung-agungkan, kamu bangga-banggakan, kenapa kamu malu minta tolong dan mengadu pada NYA?
    Kenalkan kawan kawan mu pada TUHAN mu, TUHAN MUSA, TUHAN MUHAMMAD.
    Kita mengadu sama-sama padanya, kita akan mendapat manfaat besar kalau mengadu pada NYA hel..
    Ini adalah sebaik-baik solusi HEL..oke man?

  21. 23 yudhis 8 April 2007 pukul 2:29 pm

    @abdulsomad

    gue heran yah,sama ini orang.di setiap posting om wadehel kok elu tuh selalu neror-neror komentar dengan agama aja.basi dan terkesan oot.jauh dari apa-yang-sedang-dibicarakan.ck ck…

    pamaksaan agama ? ataukah pemaksaan tuhanisme ? atau mungkin pemaksaan,aliran aliran agama ? –tanya ken-apa ?

  22. 25 abdulsomad 8 April 2007 pukul 2:48 pm

    #yudhis
    Yang bisa menyelematkan kita cuma ALLAH karena itu kita perlu AGAMA, ini bukan pemaksaan, cuma menawarkan solusi, atau anda punya solusi lain?

  23. 26 grandiosa12 8 April 2007 pukul 3:19 pm

    ikut prihatin dengan kondisi yang terjadi di IPDN

  24. 27 j.rizal 8 April 2007 pukul 4:40 pm

    setuju buat bikin sekolah khusus buat para manusia intelektel dengan mentalitas koruptor.

    salam

  25. 28 Rizma Adlia 8 April 2007 pukul 4:43 pm

    Mau gimana lagi,, yang gini udah dianggep normal dan gpp,, *dimananya yang normal!!* HIIIHHH,,,

    bilang ama SBY sering sering blogwalking gih,, :)

  26. 29 Luthfi 8 April 2007 pukul 5:40 pm

    @ 13 wadehel
    pernah di satu kesempatan majlis pengajian statistika, salah seorang dosen saya mengungkapkan (gak tahu benar salahnya), bahwa sms yang masuk mll no 9949 itu perhari mencapai sekitar 1 juta sms (bnr gak???).

    Tentu saja sby gak mungkin baca sms sebanyak itu bukan … Nah, paling babu2nya yang baca sms sebanyak itu. Untuk itu, agar sms ke sby tsb dapat disampaikan dengan benar(?) ke sby, maka jumlah sms yang dikirimkan ke nomor itu dengan tema IPDN, STPDN atau yg semisal haruslah dalam jumlah yang dapat mempengaruhi, atau mungkin dalam bahasa Statistika berbeda nyata. Memberikan pengaruh yang berbeda nyata, sms2 tsb tidak dianggap sampah atau junk sms belaka.

    Untuk CMIIW

  27. 30 rizko 8 April 2007 pukul 7:27 pm

    Asli saya empet banget ama senior2 belagu yang sok jago, kalo berani 1 lawan 1 atau 2 lawan 1 saya jabanin tuh mereka.

    @Maiden – perasaan yunior saya pada hormat pada saya bukan karena saya pelonco hehehe, ada2 aja nyari penghormatan lewat ospek. But ospek penting juga sih hehehe, pengalaman membuktikan fakultas yang gak di ospek pada kurang ajar anak2nya baik ama dosen or ama senior.

    menurut saya bubarin aja tuh STPDN/IPDN, enak aja dapet kekhususan, pangkat cepet naik, sekolah lagi lebih gampang, n bakalan jadi pejabat. pejabat macem apa kalo kerjaannya cman mukulin anak orang, kurang ajar…

  28. 31 joesatch 8 April 2007 pukul 7:31 pm

    untunglah saya kuliah di ugm :P dan untunglah saya sudah terhitung sbg yang-paling-senior. jadinya ga ada yg berani mukulin ;)

  29. 32 Biho 8 April 2007 pukul 7:41 pm

    Bobrok! bubarkan saja!

  30. 33 Andhika Nugraha 8 April 2007 pukul 9:20 pm

    Gimana kalo kita sogok SBY untuk membubarkan IPDN?

    *kabur*

  31. 34 anung 8 April 2007 pukul 10:37 pm

    @joe
    yang paling senior…
    wahai ALUMNI yang belom LULUS!!!

    hehehe..

    STPDN..walpun ganti nama tetep TAIK!!

    puwas!! puwas!!! puwas!!

    kembali ke pohon

  32. 35 almanfaluthi 9 April 2007 pukul 6:36 am

    kalo dah lulus tetep aja korupsi…lha wonk kuliahnya nya aja konon ngabisin biaya lebih dari 20 juta anggaran negara per orang je….soal solusi..emang banyak yg teriak2…kita tuh butunya solusi langsung yg nyata dan bisa diterima orang banyak tanpa membedakan SARIP (Suku-Agama-Ras-Indeks Prestasi..sorry Joesatch).Ya..itu pecat rektornya kek,bubarkan Lembaganya kek..tapi semua itu kewenangannya di tangan mendagri.Karena ide yg mendirikannya dari dia pas jamannya mbah harto dulu (gmn nie kok gak diadili).Biarin pada teriak mana solusinya..jalan terusss dab!!!

  33. 36 Dee 9 April 2007 pukul 12:09 pm

    Lulus jadi camat? Ngga usah nunggu aja sudah jadi camat (calon mati) kok.
    Mbokde Venus, anaknya sudah berapa? Ada yang cewek? Dipesen anto tuh

  34. 37 Anonim 9 April 2007 pukul 1:01 pm

    loh …
    bukannya itu sekolah emang silabusnya udah demikian ?
    mata kuliah pokoknya kan emang korupsi … ?

  35. 38 klikharry 9 April 2007 pukul 8:33 pm

    setojo000…. bubarin ajaaaa…..

  36. 39 MasIndra 9 April 2007 pukul 10:08 pm

    Bungkam bukan berarti tidak mau tahu…bungkam adalah ketidakberdayaan yang mesti dimerdekakan…

    @klikharry
    Kok jadi inget anggota dpr ya saya, duduk,,,diam,,,dapat duit (asal teriak setuju)…hehehe…bercanda lho om.

  37. 40 ekho_thea 10 April 2007 pukul 4:23 pm

    wah kenapa yang benar selalu salah sedangkan yang salah dianggap benar, kalo memang cara IPDN membina SDM seperti itu mau dibawa kemana negeri kita ini dengan para calon pemimpin yg salah didik, kenapa tidak IPDN sebagai sasana TINJU saja? semoga pemerintah kita melek akan pendidikan,jangan duit korup yang dinomor satukan.

  38. 42 The Wizard 10 April 2007 pukul 7:32 pm

    aih.. gtu aj ko’ payah..

    tinggal pnggil roh dr. azhari aj,, bkin bom gaib,, trus ledakin tuh IPDN.. hehehe

  39. 43 madsyair 10 April 2007 pukul 8:31 pm

    ganti kurikulumSTPDN dengan pesantren. kan asyik tuh, pejabat bisa tafsir.

  40. 44 chielicious 11 April 2007 pukul 1:39 pm

    Yang bikin sebel itu rektor nya..kesannya kek nutup2in kasus.. “cliff muntu itu meninggal karena penyakit lever mendadak.” ..HAHH?? baru denger gue lever dadakan.. lulusan mana si nieh rektor..

  41. 45 suhe 12 April 2007 pukul 8:08 am

    IPDN hanya menerima 2 orang dr masing2 kab/kota, misal semua siswa smu 3 bdg yg pintar2 ikut test STPDN hanya 2 yg lulus, apakah seburuk begitukah prajanya?
    bagi yg membuat tulisan dicari lulusan STPDN yg tdk korup, skrg sy tanya berikan contoh siapa lulusan STPDN yg Korup?

  42. 46 Orang Kuereeeen! 12 April 2007 pukul 8:25 am

    Ass,selamat pagi wahai saudaraku tercinta, memang mengkritik suatu hal tersebut itu sangat baik dalam konteks saling mengingatkan, tetapi akankah lebih baik apabila kritik tersebut tidak suatu hal memojokan, yang akhirnya malah berubah menjadi hal yang tidak baik…………..ok ga????

    Dari nama blog ente aja udah namanya w e d e h e l yang saya yakin dari bahasa inggris “what the hell!!!”, yang arti sundanya paduliiii teuing, ato peduli amat………, komentar2 yang ente keluarin ya…………peduli amat bos,,,what the hell???

    Ane sangat setuju juga dengan mas rony, di dunia ada kseimbangan,dalam hidup ini,ada negatif dan ada yang positif, kampus tersebut juga ada sisi positifnya, meski katanya sedikit, yang bisa dipertimbangkan……kan ente bilang juga semua hal bisa benar tergantung dimana kita liat, tapi harus ditambah tuh, akan lebih baik jika kita melihat sesuatu tersebut dari semua sudut…ok, bos jadi jangan liat cewe cuma dari belakang, ya…yang keliatan cuma pantatnya dong….kalo ente orang pinter pasti ente ngerti,..

    thanks ya gitu ajah, billahitaufik wal hidayah Wass…

  43. 47 angk 14 12 April 2007 pukul 12:43 pm

    ass..
    Teman mari kita berpikir bijak jangan hanya memojokan, mengolok-olok, mencela, menghina, dll….
    saya yakin teman2 di luar sana lebih arif, lebih bijaksana, lebih pandai, punya intelektual yg baik tidak seperti senior2 STPDN (katanya calon koruptor, tidak punya hati nurani dll)
    mari kita analisis berita yg berkembang :
    1. Berita yg menyatakan bahwa yg meninggal karena kekerasan berjumlah awalnya 35 orang kemudian menjadi 27 orang.
    mari kita berpikir logis, STPDN/IPDN sampai sekarang baru mencetak 18 Angkatan jika kita rata2kan berarti dalam satu tahun terjadi 1-2 orang yg menjadi korban kekerasan, tapi apakah kebuktiannya seperti itu? apakah sebejat itu praja STPDN yg nota bene perwakilan yg masuk ke STPDN hanya 2 dr masing2 Kab/Kota?
    jika memang dalam satu tahun terjadi pembunuhan 1s/d2 orang saya yakin tiap tahun akan terjadi tawuran antar angkatan dan pasti tiap tahun akan mencuat ke media. tapi kebuktiannya tidak seperti itu.
    2. berita yg menyatakan bahwa telah terjadi sex bebas sampai 600 lebih kasus antara tahun 2000 s/d 2006 atau selama 6 tahun (Sumber Inu Kencana)
    jika kita rata2kan berarti dalam setahun telah terjadi sex bebas sebanyak 100 lebih, mungkinkah seperti itu???? dimana Praja hidup dalam asrama yg dihuni oleh sekitar 50 orang serta diawasi.
    3. andaikan kejadian kasus meninggalnya Cliff Muntu 10 tahun kemudian, menurut teman2 video amatir mana yg akan ditampilkan???? saya yakin video amatir itu yg akan ditampilkan.
    yg saya tau video itu hasi rekaman kegiatan pelantikan anggota Drum Band STPDN tahun 2003 sebelum terjadinya kasus Wahyu Hidayat Alm. apakah memang STPDN tidak melakukan Perubahan??…..
    pada tahun 2003 telah terjadi pemisahan antara senior dgn juniornya, dimana seniornya kuliah di IIP Jkt, sementara juniornya di Jatinangor, jika Teman2 mendengarkan jumpa pers yg dilakukan oleh Praja, Wakil Gubernur Praja menyatakan bahwa “Saya tidak pernah dipukul oleh senir dan tangan saya ini tidak pernah memukul junior” pernyataan itu adalah benar karena rantai kekerasan telah terputus semenjak seniornya dipindahkan ke Jakarta. Lantas kenapa terjadi lagi…?
    Cliff Muntu Alm. adalah praja yg rajin ikut ekstrakulikuler, Alm. mengikuti korp Drum Band, Polisi Praja, Ketua Utusan, dan Pasukan Tanda Kehormatan (Pataka) yg nota bene organisasi tersebut adalah organisasi yg cukup bergengsi di STPDN shg mungkin karena egonya dilakukan “Pembinaan” yg keras, jika teman2 mengikuti berita terus dapat kita ketahui bahwa “Pembinaan” terhadap Cliff Muntu terjadi setelah kegiatan selesai atau setelah apel malam (apel malam dilaksanakan jam 21.00) sebagaimana diungkapkan oleh Rektor STPDN bahwa kegiatan ini adalah ilegal dan dilakukan sembunyi2. padahal tidak jarang organisasi diluar STPDN pun (Organisasi di Universitas lain) banyak terjadi korban penganiyayaan oleh seniornya, tapi kenapa sampai ke lembaganya dipojokan bahkan alumninya juga tidak luput? padahal STPDN telah melakukan perubahan.
    4. berita yg menyatakan bahwa kasus narkoba sampai ribuan, ya silahkan rata2kan sendiri oleh teman2 sekalian selama 6 tahun sampai ribuan, apakah sebejat gitukah praja STPDN, padahal mereka masuk ke STPDN melewati berbagai test, apakah pemeriksa kesehatan dr masing2 daerah lemah sehingga pecandu2 narkoba bisa lulus ke STPDN.

    Pesan buat teman2 yg budiman jangan hanya melihat apa2 yg diberitakan oleh media, kemudian membenci, memaki, anti STPDN (anti kekerasan Ok) tanpa mengetahui sebenarnya apa yg terjadi sesungguhnya dan yg paling diperlukan bukannya cacian atau makian tapi bagaimana upaya untuk memperbaikinya. berikan solusi bukan cacian!….
    dan sampai sekarang ini belum terbukti bahwa alumni STPDN adalah birokrat yg dekat dengan korupsi, atau tidak berhati nurani. bahkan di setiap daerah alumni STPDN dapat dipercaya dan mampu melaksanakan amanah, alumni APDN/STPDN sudah banyak yg diberikan kepercayaan mulai dari Menteri Negara, Gubernur, Walikota/Bupati, Kepala Dinas, Kepala Badan, Camat, Lurah dll ini menunjukan bahwa memang alumninya mempunyai kualitas yg lebih….

    terima kasih atas kesempatan teman2 membaca tulisan ini…

  44. 48 Rizma Adlia 12 April 2007 pukul 1:45 pm

    jadi kalo yang meninggal 1-2 orang per-taun gara gara itu gapapa ya?? (ngomong gih sama keluarga orang yang meninggal,,) lagian itu kan fenomena iceberg, yang dipermukaannya segitu,, berapa yang disiksa dan kebetulanga mati??

    Masalah korupsi dll sih masalah individu,, tapi tetep,, ga bisa dianggep bener ato dimaklumin kekerasan kaya gitu,,

  45. 49 Mr. Geddoe 12 April 2007 pukul 2:18 pm

    Haa, benar itu, fenomena gunung es… :D

  46. 50 Death Berry 12 April 2007 pukul 2:48 pm

    Wah, tulisan yang bagus.

    Btw, benarkah IPDN tidak perlu dibubarkan…?

  47. 51 Dimashusna 12 April 2007 pukul 4:17 pm

    @ angk 14
    jadi jgn percaya angka statistik tanpa penelitian/penyelidikan yg lebih dalam ya?
    Oke anggaplah statistiknya palesu, tapi kan yang meninggalnya aseli. Pun seandainya tidak mati, tindak kekerasan dalam pendidikan tidak dibenarkan. Jadi lakukan perubahan.
    Solusi bwt IPDN? kan udah ada yang ditugasin bwt itu.
    Bkn nya apatis, tapi nanti yang dikasih tugas ngerasa diambil haknya
    Mungkin mereka bilang gini “lho, solusi bwt IPDN itu kan tugas saya, kalau kamu kasih solusi lalu saya kerja apa?”
    :P

  48. 52 wadehel 12 April 2007 pukul 7:58 pm

    @Abdulsomad, ya basi kan menurut anda. Menurut saya solusi anda malah lebih basi :P Pendapat orang beda-beda pak. Mari sepakat untuk berbeda.

    @Yudhis, sabar oom. tarik nafas panjang dulu. Anda harus maklum dong, kecerdasan orang kan beda-beda.

    @J.Rizal, alaykum salam.

    @Rizma Adlia, SBY sepertinya ga sempat deh, sekarang kan dia akan sibuk ber x-some dengan para penasihat barunya. Semoga aja berguna.

    @Luthfi, ide bagus, gimana kalo bang Lut bikin “Gerakan SMS SBY” hehe :) Tapi perlu berapa ribu ya :-?

    @Rizko, sabar oom :)

    @Joesatch, jangan2 malah lu yang melakukan “senioritas” ya? Pada cewe2 junior yang berjilbab ituh :P *ampuuun*

    @Biho, Klikharry, Ekho_thea, ga bubar jg gpp sih, tapi lulusannya jangan sampe jadi pejabat. Harus dapat sertifikasi dari psikiater atau diawasi peredarannya.

    @Andhika, nyogok SBY perlu berapa duit ya?

    @Almanfaluthi. Tulll, solusi langsung. SBY sepertinya punya beberapa langkah tuh di situsnya, entah nanti terlaksana atau wacana doang.

    @MasIndra, ketidakberdayaan takut di DO? Lha kalau wakil2 kita di DPR yang bungkam karena takut dipecat, itu ketidakberdayaan juga dong? Nanti semua orang penting bungkam dengan alasan tidak berdaya gimana.

    @Chilelicious, pssssst… kayaknya itu rektor bukan orang baik ya?

    @SUHE, pak sudah baca belum? Dari pendidikannya, mereka sudah terbiasa bungkam meski melihat temannya dianiaya. Menurut Masindra sih karena ketidakberdayaan. Menurut saya itu membuat mereka terbiasa “cari selamat” buat dirinya sendiri, daripada berisik dan di DO?
    Nah, itu kebiasaan saya duga pasti terbawa setelah mereka menjabat, temennya korup, dia akan pura-pura tidak tahu, mungkin alasan setiakawan atau apalah.
    Pertanyaan anda tentang siapa yang korup, saya ga bisa jawab :P Tapi pertanyaan anda itu mengesankan kalau menurut anda lebih banyak yang tidak korup kan? Bagaimana kalau anda angkat salah satu profil pejabat lulusan IPDN yang tidak korup untuk menjawab tulisan ini. Biar semua tahu bahwa IPDN itu bermutu dan mungkin tidak pantas dibubarkan. Btw, kalau  anda pejabat lulusan IPDN, gimana kalau anda saja yang dibahas?

    @Angk 14, gimana, angkatan 14 tidak ada yang korup kan? Ayo dong yang sudah menjabat menyatakan diri!!! Siapa tahu bisa jadi presiden mendatang.

    Btw, tolong jawab ini:
    1. Apa benar terjadi tindak kekerasan di dalam sana? Anda ikut jadi korban atau malah yang melakukan?
    2. Menurut anda, bolehkah / pantaskah bila ada murid mati dipukuli dalam sekolah?
    3. Kalau memang terjadi kekerasan didalam sana, setelah anda jadi alumni, apa yang anda lakukan untuk mengatasinya?

    Saran: sebaiknya anda para alumnus PDN membuat klarifikasi serius, kalau memang berita media massa itu menyesatkan, buat dong counternya yang NIAT. Misalnya seluruh angkatan patungan bikin situs atau konfrensi pers yang menyatakan PDN itu baik-baik saja, tak ada kekerasan, atau gimana gitu. Kumpulin tandatangan para praja untuk dukung pernyataan kalian. Kalau memang pers busuk, LAWAN! Jangan cuma bisik-bisik atau bungkam… eh, bungkam jangan-jangan hasil didikan PDN ya.. ah.. sudah lah, ayo semangad para jawara eh, Praja!!

  49. 53 MasIndra 12 April 2007 pukul 8:45 pm

    Bungkam bukan berarti tidak mau tahuā€¦bungkam adalah ketidakberdayaan yang mesti dimerdekakanā€¦

    wadehel : @MasIndra, ketidakberdayaan takut di DO? Lha kalau wakil2 kita di DPR yang bungkam karena takut dipecat, itu ketidakberdayaan juga dong? Nanti semua orang penting bungkam dengan alasan tidak berdaya gimana.

    Benar mas, semoga alur pemikiran saya bisa sejajar dengan anda.
    Bungkam adalah wujud dari ketidakberdayaan, dan ketidakberdayaan adalah sebuah kelemahan. Untuk masalah IPDN, saya berpikirnya ketidakberdayaan itu yang harus dimerdekakan, bagaimana mereka “dilahirkan kembali” agar berani untuk berbicara tentang ketidak adilan dsb. Bukan membunuh masa depan mereka.
    Kalau masalah korupsi, bahkan para mahasiswa yang senang berkoar dengan lantang masalah idealisme. Ketika berada dalam organisasi mengenal yang namanya MARK UP, dalam pembuatan proposal MARK UP, LPJ MARK UP…yah walaupun dengan pembenaran ini itu.

  50. 54 angk 14 13 April 2007 pukul 3:33 pm

    sy berani mengatakan karena sy adalah alumni,sy mengetahui bagaimana yg terjadi di dalam, sy angkatan Alm. Wahyu Hidayat, sy tau dan merasakan bagaimana sedihnya kehilangan teman angkatan, semenjak itu kami(angk 14) niatkan tidak akan pernah melakukan “pembinaan” terhadap junior, dan hal ini juga didukungan dengan kebijakan pemerintah yg memindahkan kami angkt 14 STPDN ke Jakarta. sehingga budaya kekerasan berhenti sampai di situ. tahun 2003.
    terjadinya kekerasan tergantung pada individu masing2 Praja, tidak semua Praja mengalami tindakan kekerasan dari seniornya, hanya mereka2 yg mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tertentu, jd jangan beranggapan bahwa semua Praja dilakukan seperti apa yang ditayangkan di media, dan jika teman2 tau bahwa tayangan di media hanya bagian kekerasannya saja, jika dari awal sampai akhir ditayangkan, teman2 akan tahu bahwa di dlmnya anak2 (praja Junior) ketawa-ketawa, kemudian display Drum Band, dan terakhir kegiatan adalah pemakaian lencana anggota, y karena itu adalah peliputan dari kegiatan pelantikan anggota baru Korps Drum Band STPDN. bagi mereka yg tidak mengikuti kegiatan ekstarkurikuler termasuk sy santai2 saja, Alhamdulillah sampai sekarang sehat wal afiat.
    di sekolah mana pun saya sangat menolak dan mengutuk tindakan kekerasan, tidak hanya di STPDN!!!! apalagi sampai ada yang meninggal…..
    saya kira teman2 juga mengikuti terus berita, bahwa hampir di setiap daerah alumni mengutuk keras tindakan kekerasan di STPDN, karena sesungguhnya senior STPDN tidak menurunkan budaya kekerasan terhadap junior2nya di IPDN (terakhir adanya kekerasan angk 14), tapi kami tidak mengharapkan STPDN dibubarkan, itu tindakan spontan dan tergesa-gesa…..
    sy setuju jika IPDN dibekukan sementara sampai semua siswa (praja) sekarang semuanya sudah lulus, baru menerima lagi praja baru.

  51. 55 Rizma Adlia 13 April 2007 pukul 3:46 pm

    boleh deh IPDN ga jahat,, (gitu ya mas angk 14??) asal jangan ada yang mati mati aja lagi deh,,,
    Nyegah orang mati gara gara penyakit aja susah,, kok yang sehat mau dibikin mati,, huuhh,,!!

  52. 56 Death Berry 13 April 2007 pukul 4:00 pm

    IPDN memang tidak jahat. Dari gedung dan strukturnya juga, sebenarnya bagus dan tertata. Tapi angkatannya itu lho…Makanya IPDN memang ada baiknya dibekukan dulu. agar Senior – senior bodoh (Oknum, maksudnya), tidak bisa memukuli juniornya.

  53. 57 angk 14 13 April 2007 pukul 4:25 pm

    maaf ada yg tertinggal,
    mengenai bungkamnya praja2, bukan berarti bahwa praja menutup-nutupi keburukan, sy sebelumnya menyampaikan bahwa tindak kekerasan tergantung individu masing2 praja, di IPDN orang2 yg tidak mengikuti ekstrakurikuler dilarang hadir, mengikuti, mengetahui secara langsung kegiatan ekstrakurikuler yg orang lain ikuti, hanya katanya!!
    jadi jangan beranggapan bahwa bungkamnya itu akibat menutupi keburukan, karena memang tidak mengetahui persis hanya katanya.
    alumni STPDN tidak ada niat untuk melakukan korupsi, mereka sudah sangat bersyukur dan berterima kasih pada masyarakat karena dibiayai oleh negara/masyarakat, masa sampai tega2nya sudah sekolah dibiayai kemudian sudah menjabat menjadi koruptor!! jika ada yg seperti begitu (menjadi koruptor) silahkan teman2 adili/bina seperti apa yg ditayangkan di media, tapi insyaallah kami tidak akan seperti itu!!
    sy tdk mau menyebutkan siapa2 yg alumni yg tidak korup, nanti dibilang sombong, dan sy jg yakin teman2 tau alumni2 STPDN yg mempunyai jabatan dan tidak melakukan korupsi. terima kasih komentarnya mudah2an tidak ada kebencian di dalam hati, karena tidak ada gunanya tidak akan merubah suatu keadaan yg sudah terjadi…..

  54. 58 wadehel 13 April 2007 pukul 5:39 pm

    @Angkatan 14

    …tayangan di media hanya bagian kekerasannya saja, jika dari awal sampai akhir ditayangkan, teman2 akan tahu bahwa di dlmnya anak2 (praja Junior) ketawa-ketawa…

    Dalam even yang sama dengan pemukulan itukah? kalau begitu, apakah yang seperti itu dianggap biasa?

    …itu adalah peliputan dari kegiatan pelantikan anggota baru Korps Drum Band STPDN

    Sekarang harusnya jelas siapa yang harus ditangkapi dan diperiksa :D Eh… itu kan STPDN dulu ya, kalau yang membantai Cliff siapa ya? Ada yang tahu?

    …di IPDN orang2 yg tidak mengikuti ekstrakurikuler dilarang hadir, mengikuti, mengetahui secara langsung kegiatan ekstrakurikuler yg orang lain ikuti, hanya katanya!!

    Sulit juga ya. Karena semua orang hanya tahu sebatas KATANYA, akhirnya tidak bisa diambil tindakan, sampai akhirnya ada yang tewas, dah gitu (katanya) masih disuntik formalin juga  untuk menghilangkan jejak.

    Ok deh anda TIDAK TAHU, cuma dengar dari KATANYA. Lalu bagaimana dengan para korban? Anak-anak yang dipukuli itu juga bungkam kan? Mereka tidak tahu harus lapor kemana, mungkin takut digebuk lebih keras? Lapor ke rektor? Hehe, kita sama-sama tahu itu rektor kelakuannya seperti apa. Setelah ada kasus pun beliau cuma ngaku “kecolongan”. Bisa-bisa kalau korban lapor ke rektor malah di DO sekalian karena dianggap nyebar fitnah dan menjelek-jelekkan angkatan/almamater.

    Terbayang gimana perasaan anak-anak itu? Dipukuli malam-malam (?), dibina diam-diam tanpa tahu harus kemana minta pertolongan. Mungkin menurut anda hanya sebagian kecil. Tapi yang sebagian kecil itu jumlahnya lebih dari satu orang, lebih dari 10 orang, lebih dari 20 orang kan? Saya tidak membicarakan jumlah yang mati. Itu belum termasuk mereka yang melakukan, yang mengeroyok dan menikmati puasnya memukul dada dari wajah-wajah takut dan tak berdaya.

    Mungkin yang bertahan tidak depresi akhirnya menganggap kekerasan ala (maaf) BINATANG itu adalah wajar. Akhirnya dia resapi dan terapkan lagi pada juniornya.

    Dan orang-orang ini, termasuk yang sebagian kecil ini berpotensi diangkat jadi pemimpin kami. Maaf, kami tidak perlu pemimpin seperti itu. Sebaiknya memang IPDN DILENYAPKAN dari muka bumi Indonesia. Murid2nya dipindahkan ke sekolah khusus untuk manusia. Dan yang sudah terlanjur lulus, sebaiknya mulai diawasi dan diperiksa kesehatan jiwa dan moralnya, siapa tahu mereka termasuk dalam “sebagian kecil” psikopat yang dulu sering disiksa (yang bungkam dan mungkin malah bermutasi jadi penyiksa), atau malah si penyiksa sendiri. Gawat ini sih.

    Itu pendapat saya, pemerintah mungkin akan memutuskan lain. Selama ini mereka memang terkenal sulit mendengar aspirasi rakyat.

    sy tdk mau menyebutkan siapa2 yg alumni yg tidak korup, nanti dibilang sombong, dan sy jg yakin teman2 tau alumni2 STPDN yg mempunyai jabatan dan tidak melakukan korupsi

    Ya sudah kalo tak mau. Semoga mereka yang tidak korup itu juga tidak bungkam kalau melihat teman kerjanya korupsi.

  55. 59 hamzah 14 April 2007 pukul 3:15 am

    kutipan dari forum sebelah nih. kayaknya sih dipost sama orang IPDN, entah angkatan berapa :

    http://www.kaskus.us/showthread.php?t=504492&page=86

    Originally Posted by S4ViTr1
    Cacat raga dan jiwa, bahkan hilang nyawa, hanyalah ekses belaka, itu lebih tersebab oleh kelemahan segelintir orang…..
    ……………
    Tak ada yang namanya korban….Yang ada hanyalah orang-orang lemah yang layak untuk kalah.
    ……………
    Orang-orang yang tak siap menjalani laku disiplin sesuai kemauan kelompok andalah orang-orang malang, orang-orang sial…yang layak disingkirkan…..
    ……………
    Renungkan…terus marilah kita berkaca, bagaimana takutnya amerika thd korea utara…Trus renungkan bagaimana sistem di korea utara…
    ……………
    Hanyalah kekuatan mental, jiwa dan raga lah, yang bisa membuat kita menjadi bangsa yang besar….
    ……………
    Maju terus IPDN, hanya segelintir orang lemah tak tahan uji lah yang menginginkan mu surut….
    ……………
    …PENDIDIKAN YANG BERDASARKAN DISIPLIN YANG KUAT GUNA MEMBENTUK MENTAL, JIWA DAN FISIK YANG KUAT…
    NO PAIN NO GAIN, NO GUTS NO GLORY…
    ……………
    Hanyalah dengan fisik, mental dan jiwa yang kuatlah yang membentuk bangsa yang kuat dan disegani…..
    ……………
    Mengapa kita tidak berpikir sebaliknya…..
    Jumlah penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa, bayangkan apabila semuanya alumni IPDN, dan pernah mengenyam berbagai macam pendidikan kedisiplinan ala IPDN….
    …………..
    5% alumni IPDN (plus akmil, akpol dan lembaga kedinasan yg laen), dibanding 95% alumni yang laen, yang tanpa dibekali disiplin kuat…tentu alumni IPDN tidak akan mampu merubah sistem….
    ……………
    Hancurnya sistem negara ini hanya karena TIDAK DIPERLAKUKANNYA SISTEM PENDIDIKAN BERDISIPLIN KETAT DI LEMBAGA PENDIDIKAN YANG LAIN….
    ……………
    Semuanya dilakukan dgn tahapan yg telah terukur….
    Kematian hanyalah sebuah hasil dari lemahnya fisik, jiwa serta mental…..
    ……………
    IPDN mendidik alumninya kuat di segala medan…
    hanya mereka yang lemahlah yang wajib tereliminasi
    …………….
    esprit de corps yg tinggi

    @angkatan 14
    benarkah seperti ini pandangan sebagian besar praja IPDN? kalo seandainya memang terjadi kekerasan tapi apa daya tidak bisa melawan sih kayaknya masih mending ya. tapi kalo udah sampai punya pembenaran terhadap aksi kekerasan ya… suruh ke militer aja deh sekalian. bahaya kalo dijadikan PNS.

  56. 60 joesatch 14 April 2007 pukul 4:12 am

    atasku:::
    nambah komen:
    bajingan…bajingan…anak ipdn bajingan semua kalo kayak gini!!!
    bersyukurlah kalian karena tidak pernah membuat masalah sama anak2 ugm!!!
    hohohohoho…

  57. 61 Rizma Adlia 14 April 2007 pukul 9:29 am

    curiga masochist, atau calon Hitler,, halah,, udahlah,, apus pikiran kaya gitu,, bikin serem ajah,,

  58. 62 Front Pembela IPDN 14 April 2007 pukul 10:54 am

    orang-orang lemah pantas mati, mereka tidak dibutuhkan untuk bisa hidup di hutan rimba indonesia ini. Indonesia tidak butuh otak, yang dibutuhkan adalah fisik binatang predator yang siap memangsa siapa saja.

  59. 63 calonorangtenarsedunia 14 April 2007 pukul 12:20 pm

    #rizma
    siapa yg masokis???

    #wadehel
    oom, di IPDN ada sel nya..buat ngehukum praja yg ‘nakal’..
    trus ada kompleks makam di semak2 gt,,
    ada praja tahun 1990 yg sampe sekarang masih ilang ga tau ke mana,,
    trus makam itu ktnya buat ngubur praja IPDN yg meninggal.
    td cak nun jg blg kalo IPDN itu kekejaman,,bukan kekerasan..

  60. 64 XV 15 April 2007 pukul 3:13 pm

    ass…….
    bagi org2 yg komen ny terlalu berlebihan jgn sok tau deh
    coz kalian cuma melihat dari sisi negatifnya saja
    apa yg kalian lihat d tv atau d media massa itu belum tentu seluruhnya benar coz banyak org yg memanfaatkan situasi untuk mencari popularitas dan keuntungan individu
    kalo soal meninggal, org tidur pun bisa meninggal jd kita serahkan saja pada yg berkuasa terhadap hidup dan mati kita!!!!!!!!!!!!!!!!!
    ajal itu d tangan TUHAN kita tidak tau kpn kita mati………
    bravo ipdn jgn pernah patah semangat aku selalu mendukung MU…..

  61. 65 Death Berry 15 April 2007 pukul 4:39 pm

    @ Front pembacot IPDN

    Kalau begitu matilah anda sekalian bersama rektor lama anda. Biar saya tidak kuburkan.

    Orang kuat yang seperti itu pantasnya jadi pembantu saja. :lol:

  62. 66 Rizma Adlia 15 April 2007 pukul 4:54 pm

    @calonorangtenarsedunia

    Kalo ga nganggep yang kaya begituan hal yang aneh atau salah,, kan kemungkinannya,, distorted, sakit jiwa, atau masokis,, :)

    apa ada lagi ya??

    @XV

    at least pake nama lah,,, biar tau siapa pembela yang gagah berani itu,, hehehe,,

  63. 67 calonorangtenarsedunia 15 April 2007 pukul 5:43 pm

    #rizma
    buseet….masokis kan kelainan seksual..

    -maap oom jadi OOT..hehe47x…-

  64. 68 angk 14 16 April 2007 pukul 7:20 am

    jadi tambah jauh ni pembahasan, awalnya kan cuma dicari : Lulusan STPDN/IPDN yg tidak korup.
    sy harap sampe di sini pembahasan, ni jawaban saya tentang apakah mungkin alumni STPDN/IPDN Korup?

    Mungkinkah alumni STPDN/IPDN korupsi ?

    Sebenarnya yg paling disoroti adalah alumni STPDN/IPDN bukan alumni APDN, karena kita tahu terjadinya hal-hal yg tidak baik terjadi ketika lembaga pencetak pamong praja tersebut telah menjadi STPDN/IPDN, mungkinkah alumni STPDN/IPDN korupsi?
    Mari kita analisis bersama!
    STPDN sampai saat ini baru mencetak 18 Angkatan, 14 angkatan sudah lulus dan 4 angkatan lagi masih kuliah, angkatan 1 s/d 4 lulus dengan Diploma III atau keluar dengan Golongan II/b, sementara mulai angkatan 5 s/d 14 lulus dengan Diploma IV atau keluar dengan Golongan III/a.
    Angkatan 1 lulus pada tahun 1992, dan untuk menggapai golongan III/a harus melanjutkan kuliah sehingga Strata 1 (S-1) atau sekitar 2-3 tahun kemudian (sekitar tahun 1994-1995), itu bagi yg melanjutkan kuliah, bagaimana bagi yg tidak melanjutkan kuliah? Secara normatif kenaikan pangkat bagi PNS adalah 4 tahun sekali, sehingga angkatan 1 yg tidak melanjutkan kuliah akan menggapai golongan III/a adalah setelah bekerja selama 12 tahun (sekitar tahun 2004). Sementara Angkatan 5 lulus dan keluar dengan Golongan III/a pada tahun 1997 (angkatan 1 s/d 4 kuliah selama 3 tahun, angkatan 5 s/d sekarang kuliah selama 4 tahun).
    Kita ambil angkatan yang paling cepat menggapai golongan III/a yaitu angkatan 1 yang melanjutkan kuliah (anggap tahun 1994 sudah III/a), kita analisis sudah sejauh mana karier mereka di Daerah.
    Untuk menduduki jabatan esselon IVb (Sekertaris Kelurahan, Kasi di Kelurahan) sekurang-kurangnya sudah golongan III/b atau 4 tahun kemudian (tahun 1998), bagaimana dengan yg melanjutkan S-2? Jika dia melanjutkan S-2 maka akan menggapai Golongan III/b dua tahun kemudian (tahun 1996), tapi hal ini sangat jarang terjadi karena kebijakan Daerah biasanya seseorang yg telah melaksanakan tugas belajar jika ingin melanjutkan kuliah lagi harus bekerja dahulu selama 2 tahun, atau dengan kata lain baik yg melanjutkan kuliah S-2 maupun yg tidak mereka akan sama-sama menggapai golongan III/b 4 tahun kemudian (tahun 1998).
    Untuk menduduki jabatan esselon IV a (Kasi di Kecamatan, Sekretaris Camat, Lurah, Kasubbid, Ka UPT Dinas/Lembaga) sekurang-kurangnya sudah Golongan III/c atau sekitar 8 tahun kemudian (tahun 2002)
    Untuk menduduki jabatan esselon III a (Camat, Kepala Kantor, Kepala Bagian, Kepala Bidang di Kab/Kota) sekurang-kurangnya sudah Golongan III/d atau sekitar 12 tahun kemudian (tahun 2006).
    Jadi setelah dianalisis, kita mengetahui bahwa kedudukan atau karier tertinggi bagi Alumni STPDN adalah Esselon III a (Camat, Kepala Kantor, Kepala Bagian, Kepala Bidang di Kab/Kota), gitu juga mereka menjabat Esselon III a baru sekitar 1 tahun.
    Sekarang mari kita bahas, apa itu Korupsi?
    Korupsi secara umum diartikan sebagai penggunaan dana tidak sesuai dengan ketentuan atau terjadinya penyelewengan dana sehingga memperkaya diri sendiri, atau pemberian dana kepada pejabat sehingga kebijakannya menguntungkan pihak atau golongan tertentu, dll pengertian Korupsi. Korupsi melekat pada Pejabat yang mempunyai kewenangan membuat kebijakan. Orang-orang yg duduk di Esselon III a adalah pelaksana dari suatu kebijakan bukan pembuat suatu kebijakan, mereka hanya bertugas sebagai fasilitasi dan koordinasi kebijakan di wilayah kerjanya, tidak sebagai yg membut kebijakan.
    Jadi dengan analisis ini teman2 bisa tau bahwa semua alumni STPDN/IPDN tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan korupsi, saya harap berhentilah tuduhan2 bahwa alumni STPDN/IPDN adalah koruptor. Toh sampai saat ini belum ada Alumni APDN ataupun STPDN/IPDN yang diduga korupsi, jika ada saya yakin Pers akan menyebut-nyebut namanya dan mengkaitkannya dengan almamaternya, mereka akan mencari-cari kelemahan atau keburukan dari sekolah pamong tersebut.
    STOP FITNAH BUAT STPDN/IPDN!!!!!!!

    BUAT ALUMNI & PRAJA YANG TETAP CINTA ALMAMATER, CUKUPLAH SAMPE DISINI JANGAN MENGOMENTARI LAGI, KARENA ORANG2 YG TIDAK TAU DAN BENCI TIDAK AKAN MENERIMA APAPUN ALASAN YANG KITA SAMPAIKAN!!!!!!!!!!!

  65. 69 wadehel 16 April 2007 pukul 8:29 am

    @Angkatan 14,
    Oooh, jadi Camat, Kepala Kantor, Kepala Bagian, Kepala Bidang di Kab/Kota tidak mungkin korupsi ya? Pendapat yang bagus. Semoga memang tidak ada yang korupsi. Amiiin.

    Tapi yang ini nih…

    BUAT ALUMNI & PRAJA YANG TETAP CINTA ALMAMATER, CUKUPLAH SAMPE DISINI JANGAN MENGOMENTARI LAGI, KARENA ORANG2 YG TIDAK TAU DAN BENCI TIDAK AKAN MENERIMA APAPUN ALASAN YANG KITA SAMPAIKAN!!!!!!!!!!!

    Seperti itukah sikap seorang Praja? Menyerah? Ini justru KESEMPATAN KALIAN untuk membuktikan bahwa kalian TIDAK SEBUSUK YANG ORANG SANGKA!!!! Dipake kenapa sih?

    Tuh, ada kesempatan lagi untuk membantah teori konspirasi, tolong ditanggapi secara PRAJA dan kalo bisa kasih pembuktian…atau bikin pernyataan apa kek yang bikin orang terkesan. Jadi bikin blog sendiri ga? Dan satu lagi, itu testi-testi sombong di FS, emang pada ga nyadar kalo lagi dibaca seluruh Indonesia ya?

  66. 70 radit 16 April 2007 pukul 4:49 pm

    u/ang 14
    wah..katanya lulusan IPDN (atau apalah namanya itu,paling ntar lagi namanya diganti lagi)..masak mikirnya cetek

    apasih korelasi kedisiplinan bloon elo dgn “melayani dan mengayomi masyarakat” apa masyarakat indonesia begitu barbar dan buas dimata elo jadi elo harus tahan pukulan dan cacian..

    apa iya setelah tiap hari dipukulin elo bisa dateng ke kantor teng pas jam masuk..istirahat teng pas jam 12 n masuk lagi teng pas jam 1 lalu pulang teng pas pulang..gue yakin nggak =)

    sadar atau nggak..elo udh “mengkorupsi” kepercayaan rakyat indonesia…diwaktu semua orang minta elo berubah..elo tetep konyol ama sistem purba elo

  67. 71 gessh 18 April 2007 pukul 11:25 am

    orang2 yg membela mati2an almamaternya kok ndak ada yg mau memperlihatkan raut wajahnya yah disini… to angk 14: mana alamat kantor tempat anda bekerja? akan saya lakukan investigasi apakah anda korup ato bukan.

  68. 72 MasIndra 18 April 2007 pukul 1:28 pm

    @ atas saya

    Saya berani munculin wajh saya lho ( saya kan bukan dari IPDN hehehe…)

  69. 74 amin 19 April 2007 pukul 7:57 pm

    saya punya usul untuk menyelesaikan masalah di ipdn. bagaimana kalo para pengasuh yang sok jago dan sok gagah-gagahan kepada yuniornya di pertemukan oleh para pengasuh yang ada di akmil. kita liat yang mana “lebih”. jangan berani di kandang

  70. 75 Tania 3 Mei 2007 pukul 4:46 pm

    Numpang tanya ada gak sih blog model begini, tapi isinya boleh yang vulgar2. Atau buat orang yang spesialis ngeres. Tolong kasih link nya ya. Trims.

  71. 76 Bila Suami Alumni STPDN 4 Mei 2007 pukul 10:18 am

    http://www.poskota.co.id/redaksi_baca.asp?id=1327&ik=32
    Bila Suami Alumni STPDN
    Rabu 2 Mei 2007, Jam: 9:33:00
    Makanya, jadi bini alumni STPDN Sumedang harus siap baju pengaman. Kalau tidak, nasibnya ya seperti Ny. Mulyati, 27, dari Semarang ini. Baru 3 tahun jadi bini Darmaji, 30, sudah kenyang gebuk dan pukul. Masalahnya, alumnus STPDN 2003 itu memang emosian, setiap dikritisi soal kegiatan selingkuhnya, langsung plag-pleg main tempeleng. Lama-lama tubuh Mulyati yang ayu itupun jadi momrot ora kalap (rusak).

    Alumni sekolah pamongpraja di Jatinangor satu ini memang bangor. Soalnya, meski Mulyati istrinya cukup cantik di kelasnya, masih juga dia suka menebar pesona. Matanya jelalatan mencari barang yang lebih bagus. Dan Darmaji sendiri memang cukup tampan, maka banyaklah gadis yang terlena oleh kerlingan matanya. ā€œJadi bini calon camat, kenapa tidak?ā€ begitu sikap gadis yang dipacari Darmaji.

    Memang, karier camat sangat menjanjikan. Jika nasibnya bagus, dari camat bisa jadi gubernur. Di Jakarta misalnya, seorang lurah di Tanjungpriok, Harun Alrasyid, pada ujung kariernya bisa menjadi gubernur di NTB. Padahal kalau sudah kelas gubernur, bila presiden berkenan menjadi menteri tinggal selangkah saja. Itu bisa dilihat dari perjalanan karier Supardjo Rustam, dari Gubernur Jateng menanjak jadi Mendagri 2 kali dan akhirnya menjadi Menko Kesra.

    Apa lagi ketika camat masih diberi kewenangan menjadi PPAT (Pejabat Pembuat Akte Tanah), kantongnya tak pernah kering. Setiap ada orang jual beli tanah, termasuk pembebasan lahan berhektar-hektar, Pak Camat akan menjadi raja uang. Belum upeti-upeti dari lurah/kades bawahannya, semakin mempertebal kantong Pak Camat. Tinggalah Bu Camat-nya yang kemayu, ke sana-kemari shoping melulu.

    Kelebihan-kelebihan seperti ini yang membuat sejumlah wanita mau dipacari Darmaji. Padahal bagi calon camat ini, pacaran lagi setelah berkeluarga sekedar difersifikasi ā€œmenuā€ dalam rumahtangga. Kasarnya, sekedar membunuh kejenuhan. Setelah di rumah ketemu sayur ā€œkencing kudakā€ (baca: sayur asem) melulu, di luar mencoba menu sambel goreng ati atau tengkleng Solo.

    Urusan beginilah yang tak disukai Mulyati selaku istri Darmaji. Jika sudah berumahtangga, apapun wujud istrinya, ya ke situlah segala cinta ditumpahkan. Jangan sampai mendua, apa lagi membagi-bagikan cintanya pada perempuan lain. Bukankah para orangtua selalu memberi petuah untuk anak cucunya sebelum menikah? ā€œYen wis duwe bojo, merema sing dipet (bila sudah punya istri, tutuplah matamu rapat-rapat),ā€ begitu kata para leluhur.

    Rupanya Darmaji lupa kotbah nikahnya Pak Penghulu ketika menikah dulu. Buktinya ya itu tadi, meski Mulyati sendiri cantik dan berkulit putih bersih, masih juga lirak-lirik wanita lain. Setiap melihat barang mulus bebas dempul, jakunnya langsung turun naik bak bandul timba. Darmaji kemudian membayangkan betapa asyiknya kelon dengan perempuan itu. Dan berkat karier dan tampangnya yang kinclong, ada saja wanita yang bertekuk lutut dan berbuka paha untuknya.

    Istrinya tentu saja selalu makan hati, sampai badannya kurung kering memikirkan ulah suaminya. Kalau saja tak ingat pada si upik yang sudah usia 1,5 tahun, ingin rasanya Mulyati undur diri sebagai istri Darmaji. Tapi dia tak mau anak-anak jadi korban. Si upik tidak salah, dia lahir bukan kemauannya. Dia ada dunia ini hanya sekadar dampak ayah dan ibunya yang ā€œisengā€ karena tak tahan dingin di tengah malam.

    Namun Mulyati memang apes. Teguran halus atas kelakuan suaminya selama ini, tak pernah mempan. Tapi giliran istrinya berkata kasar sedikit, Darmaji langsung menunjukkan eksitensinya sebagai mantan praja di STPDN Sumedang itu. Wanita lemah itu ditempeleng, ditendang, macam Darmaji ketika memperlakukan adik kelasnya di STPDN dulu. ā€œBekas alumni STPDN kok dilawan,ā€ begitu kira-kira kata Darmaji sambil mengamang-amangkan tinju macam Muhamad Ali di atas ring.

    Digebugi, ditendangi hampir setiap hari, mana Mulyati betah. Dia pun lalu mengadu ke Pengadilan Agama, Semarang. Tekadnya sudah bulat, pengin cerai saja dari suami yang cengkiling (suka main pukul) itu. Tapi ketika Darmaji diperiksa selaku tergugat, dia membantah telah menganiaya istrinya. Kalaupun ada pemukulan, itu sekadar usaha pendisiplinan diri, karena Mulyati sering lalai dalam menjalankan kewajiban rumahtangga.

    Uuuh, memang pintar Darmaji cari alasan. (sctv)

  72. 77 MasIndra 4 Mei 2007 pukul 11:26 pm

    Sori mas Wedehel, ngga ngomentari postingan ente. Abisnya saya senyum-senyum sendiri baca komen atas saya. Keliatannya seneng banget baca nah ini dia…wekekeke

  73. 78 inu bafoya 30 Mei 2007 pukul 10:18 pm

    ijin menyampaikan…
    kepada para rekan2 mahasiswa sekalian…
    apapun mulut anda berbicara,yg penting sy dah jd PNS,menunaikan tugas mulia ntuk negara..
    DGN KEIKHLASAN HATI,,KITA CERNA MAKNA HIDUP INI

    BHINEKA NARA EKA BHAKTI

  74. 79 polpraJATIM 2 Juni 2007 pukul 10:36 am

    NEGARA INI TAHU APA YANG HRS DILAKUKAN. KALO MENURUT SY, ORANG YANG SIRIK IRI DENGKI JELOUS LBH BAIK DIKUMPULIN DI SATU TEMPAT, TERUS DI BUMIHANGUSKAN BIAR PROSES MASUK NERAKAX LEBIH CEPAT.HAHAHEHEHOHO… KARENA JUSTRU ORANG YANG G PNY KONTRIBUSI BWT NEGARA SPT INILAH YANG SBENRX HARUS SEGERA D MUSNAHKAN DARI MUKA BUMI INI. UDAH KERJAAN CM KULIAH,STLH ITU NANGIS CR KERJA. UDAH…… MENDING KELAUT AJA DRPD MEMBEBANKAN NEGARA INI DGN PROVOKASI ANDA YANG YANG SAMA SKALI TIDAK KONSTRUKTIF. KALO TIDAK TERIMA DENGAN PERNYATAAN SY, INI NMR HP SY 081573269157. KITA SELESAIKAN SECARA TEGAS N SIAPA YANG DULUAN MATI N TERSINGKIR. SY BIKIN KALIAN TRAUMA SEUMUR HIDUP JK KTM DGN SY.

  75. 80 ivy 9 Juni 2007 pukul 3:50 pm

    Wah…
    Sekarang udah jarang kedengaran lg yah brita ttg stpdn!!!
    Seandainya pun ada,org2 jg udah pd bosen kaleee…
    Gw aja bosen!!!
    Biarin aja makin banyak praja yg dikluarin dr IPDN.
    Biar gak ada lg anak2 nakal n bandel di kampus IPDN.
    Bongkar aja semua kebusukan yg terjadi disana.Smakin terbongkar kan smakin bagus,krn bakal smakin byk yg diperbaiki nantinya.
    Dibubarin?!
    Bukan solusi bgt!!!
    Ngusir nyamuk kok rumahnya yg dibakar…
    Kecuali itu kandang nyamuk.
    Men-generalisasi adalah hal dan tindakan yg bodoh!!!
    Gak mungkin lah dari kurang lebih 1000 org di tiap angkatannya,gak ada yg beres satu pun.
    Yg pasti…perbuatan satu orang tidak bisa dikatakan semuanya begitu.Kekerasan,balas dendam,freeseex…
    Hmmm,terlalu di-generalisasi bgt sih…
    Buat apa diseleksi segala kalo cuma buat begituan?!
    Anak2 lulusan smu dgn nilai uas rata2 7,sehat jasmani dan rohani,susah2 bgt diseleksi cuma buat amoral?!
    Emangnya 1000 org pada gak pernah sembahyang atau ingat sama Tuhan sampe sebegitu bejatnya?!
    Kalo emang gak beres,kok bisa jadi pejabat?!
    Apa?!Anak pejabat juga?!Gak semua lah…
    Trus yg anak supir angkot atau petani gimana tuh?!
    Tetep berhasil kan…
    Temen gw lulusan stpdn,bokapnya pengangguran,nyokapnya buruh.Malah diakui kecakapannya dlm bekerja… =D
    Trus,kalo masyarakat gak suka,kok bisa tetap bertahan sbg pejabat ya?!
    Didemo aja lagi kalo emang ada yg gak beres…
    Skarang kan jamannya buka2an.
    Nah loh,tp kok masih banyak juga ya pejabat yg mempertahankan lulusan STPDN di kantornya?!
    Ya mungkin krn emang mereka pny potensi utk dipertahankan…
    Terbukti kok!!!
    Ayo,akui saja lah…
    Intinya kan gak semua yg lo denger itu bener…
    Apalagi yg gak pernah kenal/tau STPDN/IPDN,
    tiba2 dgr dr media massa,gak usah sok tau lah.
    Kalo udah kerja jg blom tentu loe bisa diandalkan…
    Apalagi sampe dapet pengakuan atau dipuji sama atasan atau pejabat daerah…
    Kcuali emang pny potensi…
    Tuh,gak gampang kan?!
    Ada yg baik,pst ada yg buruk…
    Ambil yg baik,tinggalkan yg buruk…..

  76. 81 joni doger 24 Juni 2007 pukul 7:11 am

    kalian smua jangan banyak bicara. kalian semua hanya orang goblok yang tdk th apa2. merdeka. hidup indonesia bangsaku.

  77. 82 lintarisme@yahoo.com 29 Juni 2007 pukul 3:05 pm

    Semejak berdirinya IPDN tidak ada perubahan berarti didalam sistem pendidikan Indonesia maupun dipemerintahan dimana mereka ditempatkan,, secara statistik yang ada hanya peningkatan penyumbangan dana dari setiap propinsi,peningkatan KKN dalam proses masuk,dan peningkatan jumlah bangunan, dan peningkatan KEKERASAN,, ,mencemooh IPDN memang tidak berguna sama sekali,, tetapi membubarkannya lebih berarti,,IPDN bukanlah potret buram salah satu sistem pendidikan kita dan bukanlah suatu kenangan buruk,,Tapi IPDN telah menjadi salahsatu AIB memalukan bangsa ini,,,Bangsa ini memang memakai kekerasan dalam merebut kemerdekaanya,,tetapi tidak memakai kekerasan dalam sistem pendidikannya….dan ingat menjadi terhormat dan disegani bukan karena memakai seragam bung…LONG LIVE FOR REVOLUTION

  78. 83 WAWAN 1 Juli 2007 pukul 7:00 pm

    YANG TER[PENTING ……

    BUKTIKAN PADA NUSA DAN BANGSA
    BUKTIKAN PADA NEGERIMU
    BUKTIKAN PADA RAKYATMU
    BUKTIKAN PADA ORANG2 DISEKITARMU
    BAHWA KAMUā€¦
    BUKAN SEPERTI YANG MEREKA KIRA
    BUKAN SEPERTI YANG MEREKA LIHAT SISI JELEKMU
    BAHWA KAMUā€¦
    ADALAH BENAR-BENAR ORANG2 TERPILIH
    ADALAH BENAR-BENRA ORANG2 BERKLUALITAS
    ADALAH BENAR-BENAR ORANG2 YANG BERHATI NURANI
    ADALAH BENAR-BENAR ORANG2 YANG TERBAIK DIANTARA TERBAIK
    BUKAN TERBAIK DIANTARA TERJELEKā€¦
    BIARKANā€¦
    BIARKAN MEREKA MENGHUJATMU
    BIARKAN MEREKA MENGHINAMU
    BIARKAN MEREKA MEMPITNAHMU
    BIARKAN MEREKA SOK TAHU TENTANG MU
    KERENA PAHALA ORANG2 YANG MENGHINA, MEMFITNAHMU
    AKAN PINDAH KEPADAMUā€¦ā€¦ā€¦.

  79. 84 PURNA PRAJA 08 1 Juli 2007 pukul 7:12 pm

    buat ; joni doger….
    sabar dong….
    masa gitu aja emosi sih…
    biarin aja mereka bicara apa aja seenak perut mereka
    ini kan dah zamannya….zaman reformasi yang katanya karena gerakan mahasiswa……tapi sepeti ini kah keadaan yang kita inginkan..tentunya tidakkan…..
    mereka2 yang teriak sok suci itu, tak jauh dari peribahasa ini.. ANJING MENGGONGGONG, KAPILAH BERLALU.

    BENER KATA MAS WAWAN TUH….ITU YANG TERPENTING,
    BUKTIKAN KALAU KITA TIDAK SEPERTI ITU………
    RAPATKAN BARISAN…..BHINEKA NARA EKA BHAKTI….

    oh iya…banyak yang bilang, “pantesan negara indonesia jadi seperti ini,soalnya kader na dididik gak benar”..
    biain aja mereka ngomong gitu, mereka gak sadar, siap sebenarnya yang bikin Indonesia kaak gini..
    berapa persensih PNS dari STPDN dibandingin Universitas lain, berapa persen sih level pimpinan tingkat negara yang dari STPDN..kayaknya dikit tuh..dikit banget… jadi,orangyang bijak akan mikir, sebenarnya yang bikin negara ini kayak gini siapa sih..STPDN atau bukan…
    apalagi tuh..DPR/DPRD..saya yakin deh,semua mahasiswa dan masyarakat akan bilang DPR/DPRD itu bejat banget..BTW.kayaknya gak ada sih yang dari STPDN…
    JADI….pikirin lagi deh..siapa yang bikin Negara Indonesia jadi begini…apa lagi tuh para mentri-mentri, kayaknya dari universitas umum deh..

    jadi buat joger, jangan emosi deh, cuma orang gila aja yang bilang orang lain itu gila, gak pernah orang gila itu bilangoranglain waras. tapi orang waras itu akan bilang, yang gila itu gila, yang waras itu waras….
    maaf ya…saya gak bilang kamu gila lho..say acuma bilang orang gila itu gila

    hehehehehe…..salam persahabatan,

  80. 85 Wawan Kurniawan_SSTP 1 Juli 2007 pukul 11:40 pm

    aduh…….mau jelasin gimana ya…..
    kayaknya gak level deh ngobrol sama orang-orang yang gak bijak macam anda-anda ini….
    tapi selaku PAMONG PRAJA, yang telah didik di lembah candaradimuka jatinangor, almamater tercinta STPDN, seperti perlu juga jelasin sama orang2 seperti anda, walaupunsaya yakin, anda-anda sekalian gak akan percaya, karena dimata hari,dan pikiran anda-anda semua sudah terformat : STPDN=kekerasan=penganiayaan=kematian dan apapun namanya.

    SAYA CUMA MAU TANYA……

    KALAU DALAM KELUARGA ANDA ADA YANG JADI PEMBUNUH, HANYA SATU ORANG, MAUKAH SAUDARA-SAUDARA DIBILANG KELUARGA PEMBUNUH, MAUKAH SAUDARA2 SEKELUARGA DIHUKUM,DIKUCILKAN, WALAU CUMA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA YANG MEMBUNUH……?

    SEKALI-LAGI SAYA MAU TANYA?…..
    KALAU DALAM KELUARGA ANDA ADA YANG JADI PEMBUNUH, HANYA SATU ORANG, MAUKAH SAUDARA-SAUDARA DIBILANG KELUARGA PEMBUNUH, MAUKAH SAUDARA2 SEKELUARGA DIHUKUM,MAUKAH ANDA SEKELUARGA DIMUSNAHKAN DARI MUKA BUMI, WALAU CUMA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA YANG MEMBUNUH……?

    jika kalian gak mau dibilang keluarga pembunuh…maka berhentilah menghujat,hujat saja praja yang melakukan penganiayaan, walau itu pun sebenarnya gak perlu.

    tapi jika kalian tidak mau disebut keluarga pembunuh, seperti contoh tersebut, tapi kalian masih juga mengecap STPDN itu secara generalis adalah “BANGSAT” sungguh anda termasuk orang2 yang munafik….dan kurang bijak…

    mari kita berpikir dengan bijak….

    tapi jika saudara-saudara juga masih gak bisa diajak berpikir dengan bijak,….trima kasih aja deh…gak level diskusi dengan saudara-saudara.

  81. 86 agustian syah 19 Juli 2007 pukul 8:04 pm

    seruuu banget baca komen-komennya…kayanya pada nafsu semua sama stpdn yaa mas2 dan mba2nya?percuma ko bikin situs beginian ga ada kontribusinya buat semua orang. cuma jadi ajang pemuas nafsu mas2 dan mba2 aja ko…udahlah jalanin aja hidup kalian semua baek2 ga usah sok peduli sama yang terjadi di sekitar kita, emangnya hidup kalian semua udah pada bener?yakiin bener?emangnya mas wadehel kehidupannya udah bener?ato jangan2 cuma sirik sama kita para pejabat yang dalam usia masih muda udah punya jabatan yang strategis di daerah kita masing2…umur saya (baru)25 taun dan punya posisi yang bagus banget di daerah saya…punya istri yang cantik, anak yang lucu, karier bagus walopun saya ngerasain gimana kerasnya pendidikan di stpdn..but i dont give a damned tentang hal itu…no pain no gain..no guts no glory..kalo emang mas wadehel pengen ngerasain hidup enak kaya saya daftar aja taun depan ke STPDN/IPDN…hehehehe…itu juga kalo STPDN/IPDN blum ditutup seprti kemauannya mas wadehel…See Ya

  82. 87 Dhimas 27 Juli 2007 pukul 3:43 pm

    Yach…namanya juga STPDN ( *itu artinya = Sekolah Tempat Penyiksaan yang Diakui Negara )
    Buktinya :
    1. Disekolah dia antemi atau ngantemi kawan-kawannya,
    2. Udah jadi camat ngumpulin tanah selebar lebarnya,
    3. eh…udah mati ngerpotin keluarganya.

    DASAAAAR !

  83. 88 SBY 17 Agustus 2007 pukul 11:21 am

    Wahahahaahaha

    Ketawa gw ngeliat bang wadehel ini, gaya sok bersih padahal dari komennya aja ngandalin situasi dan su’uzan, kelaut aja deh mas

  84. 89 penghuni lembah menglayang 20 Agustus 2007 pukul 9:35 am

    Asal lu tau aja, kita-kita keluaran/alumni STPDN/IPDN sudah banyak yang juga alumni Universita lain ( UGM, UNPAD, UI, UNAIR, UNHAS, dll )rasanya kita tidak ada masalah selama kuliah bersama rekan lain di Universitas tersebut. Jadi elu jangan sempit melihat kita, kita belum puas hanya tahu STPDN/IPDN saja, kesan kita kuliah di PT lain, semua juga tahu, tidak terlalu perlu diceritakan. Memang kita beda, hanya ulah beberapa ulah oknum yang ter…. DPR ikut ngacor kayang kurang kerjaan, ikut memperkeruh situasi. Beberapa DPR itu banyak berkasus ijazah palsu.

  85. 90 Vonny 17 Desember 2007 pukul 12:11 pm

    Kalo aku sih, yg penting diubah total gitu. Jangan ada lagi namanya kekerasan gitu. PT itu tempat pendidikan ilmiah dan pengetahuan. Bukan untuk berkelahi. Pakailah otak untuk berpikirlah. Persaingan & kompetisi itu dgn. kemampuan otak. Bukan dgn fisik-kekerasan.

    salam,

    Vonny

  86. 91 Ibnul Qolam 30 Januari 2008 pukul 11:39 am

    Entahlah tapi setahu saya Lurah saya seorang alumni STPDN, namanya Pak Yayan Rohman, orangnya baiknya minta ampun, pintu rumahnya terbuka 24 jam untuk masyarakat, selain itu jika ada proyek pembangunan turun selalu diserahkan pengelolaannya pada masyarakat, padahal di kelurahan lain dikelola oleh Lurahnya sendiri.

    Tapi tetangga saya juga ada adik kelasnya pak Yayan Rohman, Mas Agus namanya, cuman orangnya biasa saja, alias tidak sebaik Pak Yayan Rohman, bahkan kemaren waktu minjem tangga lupa gak dibalikin hehe, tapi setelah saya minta ya dibalikin, katanya lupa.

    Menurut saya sepertinya tidak semua alumni STPDN buruk perilakunya, bahkan Pak Yayan adalah Lurah terbaik di Kabupaten kami, tentunya versi masyarakat, bukan versi atasan saja. Tapi kabarnya atasannya juga senang dengan prestasinya, dan dengar dengar mau dipromosikan jabatannya, duh sedih deh kehilangan Lurah kesayangan kami, Selamat jalan pak yayan, tetaplah jadi pelayan masyarakat yang baik sebagaimana selama ini bapak telah melayani kami, terima kasih.

  87. 92 diaz 15 Maret 2008 pukul 5:36 pm

    tolong la jangan hanya melihat dari satu sisi sajaā€¦
    toh lihat lulusan STPDN la yang membantu memberdayaakan kitaā€¦
    jangan hanya mau enaknya saja dunksā€¦
    namanya manusia pasti punya hilap dan salahā€¦
    jadi lah orang yang arif,bukan hanya tahu mencerca tapi memberi solusi tanpa ada merugikan satu pihak punā€¦.

  88. 93 virga 21 Mei 2008 pukul 2:55 pm

    dari semua coment yang masuk aq seh lebih enak baca yang positif2 gt karena jika tuhan ciptakan mulut hanya satu dan telinga ada 2 jelas artinya diam itu emas lebih banyak mendengar dan jangan banyak bicara.buktikan baktimu pada nusa bangsa.tingkatkan kepedulian ke sesama.pikir dan lakukan tindakan yang baik dan jangan membuat orang laen terluka.ingat…. luka tidak hanya di badan, luka hati lebih lama sembuhnya bahkan kadang luka hati bisa berdampak kepada luka fisik yang lebih dalam.anda semua jangan hanya berbicara tentu siapaun yang pernah menjadi alumni suatu sekolah atau apapun tak mau di samaratakan di cap jelek kan.jujurlah jika anda yang dipojokkan sedang anda merasa tidak melakukannya apa anda tidak akan terluka.kebetulan sebagai seorang ayah yang memiliki 2 putra yang menuntut ilmu d sekolah yang memiliki disiplin yang tinggi saya hanya bisa mengatakan alhamdulillah saya dapatkan anak anak terbaik yang insya allah tidak akan mendholimi ataupun di dholimi.ter utama juga jan sampai kelak anak2 kami disamaratakan.pada dasarnya perlu qtq ketahui bersama bahwa kekerasan itu adalah perbuatan oknum jadi dimanapun itu jga hanya mennghujat mari bersama sama qta beri solusi qta lakukan pengawasan tanpa harus memijokkan menyudutkan dll. hidup anak anak berkualitas untuk orang pas pas an separti kami sekolah yamg tidak berbiaya tinggi adalah rizki dari allah. baktikan dirimu untuk agama keluarga sesama dan negaramu. salam tuk semua mari qta jaga hati dan mulut qta agar jangan melukai orang laen dan dan terpenting sayangilah orang laen seperti menyayangi diri qtq sendiri. mulut hanya satu telinga qtq di beri 2. mensyukuri adalah menggunakan karunia dengan baik sesuai dengan yang di ridhoi allah swt….

  89. 94 uli 23 Maret 2009 pukul 1:22 pm

    tapi anehnya camat n lurah terbaik di tempat aku selalu alumni stpdn, kayaknya alumni lain susah ngimbangi, apalagi mslh pemerintahan.

  90. 95 byo 13 Juni 2009 pukul 1:34 pm

    Mereka2 nich coment miring ta pelajari arahnya bukan pd penyelesaian masalah, tapi cenderung iri dan dengki…. jujur aku jg mau jd anak2 stpdn/ipdn dari pada kuliah seperti kayak gini NYUSAHIN ORTU.. BOHONGIN ORTU (apalagi kalo jadi pejabat, bikin sengsara rakyat) ….. MINTA DUIT TERUS… KULIAH BOLOS… GAK KELAR2 KULIAHNYA…. LULUSNYA JG GAK TAU MAU KERJA APA???? PENGACARA AJA YCH…. ALIAS PENGANGGURAN BANYAK ACARA…. Kalo aku ini Mahasiswa bisanya cuma rame2 unjukrasa….. protes… sok idealis…. tapi hati kecilku jg tanya, jadi apa aku kelak??????

  91. 96 Hendhy "Mihawk" 6 Oktober 2010 pukul 8:44 pm

    Ksatrian STPDN/IPDN adalah tempat untu menggembleng para pemuda/i yang memilih profesi sebagai pamong.
    Silakan di “cross check” ke seluruh instansi pemerintah di wilayah NKRI, apa pendapat mereka mengenai purna praja/alumni STPDN ?
    Kurang lebih 99% akan mengatakan bahwa alumni STPDN/IPDN adalah aparatur birokrat yang andal,loyal dan mampu melaksanan tugas kepamongan untuk melayani masyarakat sebagai bentuk pengabdian kepada bangsa dan negara tercinta.
    Bhinneka Nara Eka Bhakti..

  92. 97 munaris04 11 November 2010 pukul 4:19 pm

    kalian hanya bisa menghujat kejelekannya, tahukah kalian bahwa kami2 ini (alumni)banyak yang bertugas di pelosok2, di pedalaman untuk menegakkan pemerintahan yang baik….. lihat dulu baru bicara bos, MUNGKIN YG MENULIS DI ATAS INI BELUM TENTU MAU DAN KUAT MENTAL KALAU DITUGASKAN DI PEDALAMAN……

  93. 98 yoyo 17 Desember 2010 pukul 5:37 pm

    sangat goblok jika cara untuk memperoleh kehormatan adalah melalui konsep senioritas.. saya yakin teman2 yg kasih komentar d atas pernah kul/ skul dan sepakat dgn saya bahwa rasa hormat dari junior kpd kita bukan krn kita kejam, suka menghukum, dsb, melainkan krn sikap dan kelebihan yang membuat kita dsegani oleh mereka (junior)

    sangat setuju jika tmn2 semua mengkritisi skolah ini. namun jgn hanya melihat sistem kedisiplinanny saja. banyak hal dari skul ini yg msh dkritisi.

    apa contohny? mereka slalu sesumbar bahwa mrk membwt skripsi, namun jika tmn2 baca hanya ‘sekelas’ Tugas Akhir aj kok. bandingkan skripsi mrka dgn skripsi tmn2 UGM dan UI jurusan yg sama..

    bayangkan jg bahwa mereka bs S1 dgn mudah (3 thn lho). bukan brrti dluar stpn itu goblok, namun perjuangan utk mmperoleh gelar sarjana d kampus2 (yg sebenarny) itu tidak mudah..

    mau kritisi yg lain?? sy kurang stuju jika ad yg bil mereka lulus jd camat.. buktiny, stlah beberapa thn kerja, merka cenderung ingin ‘lari’ k lingkungan Kantor Bupati ataupun Kantor Gubernur.. Akibatnya, kantor2 camat ataupun lurah yang notabene membutuhkan mereka mnjadi kurang aparat.. d dalam hal ini, kita harus paham bahwa mereka jago mngurus kecamatan, namun dsayangkan jk merka meninggalkan lingkungan ini.

    trakhir, memang bnyk yg mnganggap lulusna dr skul ini adalah org2 yg handal. ini pengalaman pribadi, ktika gw brhasil menyelesaikan bbrapa tugas berat, bnyk yg bil, “dr stpdn y mas?”. BUSYET.. dan ini tidak cm 1-2 kali. sedangkan ktika ddalam dunia kerja mereka kurang handal, jarang ad yg mngkritisi.. ironi..

    smoga mnjadi renungan

  94. 100 Daniel 12 Juli 2011 pukul 11:54 am

    DASAR GOBLOG ANJING NIH YANG BIKIN THREAD.. TOLOL
    EMANG LU BISA MASUK IPDN HAH?

  95. 101 dedy 6 Oktober 2011 pukul 11:38 am

    nah nah nah..boleh kan ikutan??hehehe,,ane angkatan 17 nie,mengenai ada g lulusan STPDN yang g korup,mudah mudahan ane termasuk yg g korup,,ae mo jawab beberapa pertenyaan temen temen diatas ya sesuai pengalaman ane di stpdn,kebetulan ane berasal dari keluarga petani paspasan,nasib mujur(atau sial??) ketrima di stpdn.
    1. pemukulan waktu ntu emang ada sich,tapi jaman ane pas ane tingkat 1,,itupun kalo kita bengal hehehe..(g pinter pinter/sok jago didepan senior)
    2. tapi sekarang dah aman banget karna dah di pisah ke lima daerah,mudah mudahan g da kekerasan lagi.
    3.kesalahan utama ipdn waktu tu yah gak ngaku ada yang salah di dalemnya,coba ja mw denger kritik masyarakat ane rasa bisa ja jadi baek,

    pertama ane lulus ane di tawarin di kelurahan yg deket dg kota,tapi ane usul di tempat yang masih terbelakang,mana tau bisa ngasih perubahan yang baik,,tapi emang sulit yah,tp ane tetep optimis bisa membangun tanpa erpengaruh korupsi n kalo bisa membawa iklim anti korupsi minimal di kelurahan yg ane pimpin,ane jg enek liat rekan2 di pemerintahan yg g pro rakyat,,yah mudah mudahan niat ane ter capai walau dikit hehe

  96. 102 dini 7 Desember 2011 pukul 11:24 am

    hidup ipdn,stpdn or opo wae lah…hidup masyarakat..hidup pemerintah…hidup dpr…hidup orang kecil…hidup orang besar…hidup mahasiswa…wes ra usah geger…ayo madang…

  97. 103 robin 2 Februari 2012 pukul 2:55 am

    Ijin comment:
    Saya Purna Praja 08.254 dan saya include kedalam kegiatan wahana praja (sejenis BEM-nya di PT lain) POLPRA 08 dan satu-satunya perwakilan Sumatera Bagian Selatan pada tahun kegiatan pendidikan.
    Sayangnya saya baru ketemu web site ini dan seluruh comment-nya pada waktu yang sudah sangat terlambat.
    Tapi saya ucapkan salut kepada Saudara pemilik Blog ini yang telah “berhasil” memancing opini-opini publik terkait apa yang Saudara peristilahkan dengan sekolah busuk atau apalah terserah, yang diawali dengan bahasan tentang korupsi dan akhirnya “lari” kemana-mana.
    Bahkan ada satu atau dua comment yang muncul “mengatasnamakan” lulusan STPDN/IPDN (maaf saya belum yakin pasti tentang NPP anda-anda semua) lalu mencoba juga “memancing” suasana dengan mengedepankan kalimat-kalimat nyeleneh tidak karuan yang akhirnya menguatkan persepsi sebagian commentator bahwa benar ternyata Purna Praja STPDN/IPDN tidak punya “isi kepala”.
    Mulai saat ini.
    Saya sarankan kepada seluruh Purna Praja (ditandai dengan NPP) tidak perlu berkomentar lebih jauh tentang opini di web ini, karena saya yakin bahwa apapun jawaban/alibi/comment/release anda tidak akan mampu memberikan “kepuasan” kepada Saudara-saudara kita yang ada diluar institusi/lembaga pendidikan itu sendiri.
    Dan kepada Saudara-saudara diluar institusi yang ingin terus berkomentar dan terus berkomentar kami persilahkan sepuas-puasnya, karena negeri ini memberikan kebebasan kepada kita semua untuk bersuara dan kami akan memposisikan diri kami untuk menjadi pembaca yang baik saja dari tulisan-tulisan saudara.
    Kecuali, pembahasan-pembahasan seperti ini ada dalam suatu media simposium formal oleh lembaga-lembaga yang berwenang dan para pemerhati pendidikan yang menurut anda-anda semua “punya otak” dan memang akan berlanjut kepada tindakan-tindakan riil di lapangan, dan disanalah nanti akan kami bawa argumentasi-argumentasi kami selaku Purna Praja STPDN/IPDN yang secara tegas akan disertai dengan fakta-fakta yang ada.
    Trims.

  98. 104 Yuniotman 10 Februari 2012 pukul 10:01 pm

    Sayapun lulusan STPDN thn 2000, Angkatan VIII, nama saya YUNIOT MAN SEFENDI, tugas di Bangka Belitung. Saya senang dgn tulisan2 di atas, namun alangkah lebih bijak bila dilihat secara menyeluruh. Saya tidak akan mempromosikan diri saya, silakan liat dan cari di google nama lengkap saya dan di FB dgn akun : Yuniotman Piliang… Saya dilahirkan dari seorang tukang cukur rambut di Kota Baturaja. Silakan komentari pendapat rekan2 ttg saya dan almamater saya. Trims.

  99. 105 Sewa Mobil Semarang Murah 22 Juni 2013 pukul 9:26 am

    Keren sekali tulisannya. Mencerahkan :)

  100. 106 Muhaimin Indra 5 Maret 2014 pukul 12:49 pm

    izin senior saya angkatan 23. ingat pelaut ulung tidak lahir dari laut yang tenang. (doktrin terdahulu). ingat pilihan satu paket dengan resiko.. ingat ini sekolah kedinasan bukan universitas.

  101. 107 hartanto 27 Maret 2014 pukul 1:21 pm

    Kasian dech…

  102. 108 kiki mohamad akbar 31 Mei 2014 pukul 9:40 pm

    Terlalu tendensius, cenderung kritik-menjatuhkan bukan kritik membangun. Membangun opini apriori yang destruktif daripada konstruktif. Kesimpulan saya tentang mas blogger “kuman di seberang lautan tampak,sedangkan gajah di pelupuk mata tak terlihat”. Kalau anda bisa menunjukan diri anda setidaknya ‘baik’ walaupun tak ‘terbaik’….saya akan respect pada anda.

  103. 109 Indra Prahasta 25 Juni 2015 pukul 8:49 pm

    BORO BORO JADI PEJABAT, KERJA SAJA RATA RATA NGGAK BECUS !

  104. 110 Zee 30 Maret 2016 pukul 7:14 pm

    ndak juga.. ada juga lulusan ipdn / stpdn yg hanya jadi STAF saja, diturunkan pangkat nya bahkan di NON JOB kan.
    pukul rata tidak adil , bro. krn masih byk purna2 praja lulusan ini berbakti sepenuh hati, bagimu negeri jiwa raga kami, tapi tentu nya TIDAK TEREKSPOSE laiknya hal2 bobrok yg Anda kemukakan diatas.

  105. 111 abdulharis 20 April 2016 pukul 11:48 pm

    Alaaah bilang aja yg bikin blog ini pernah daftar tp gak lulus makanya gini cara nanggapinnya, emang lah kalau sekolah kedinasan pasti banyak yg gak setuju dan menjelek2an. terus kenapa cuma stpdn/ipdn aja di sorot? Kok AKPOL sama AKMIL gak di sorotin kan kami setara sama2 sekolah kedinasan


  1. 1 Masih tentang IPDN « Rantai Kata Seorang Lelaki Kecil Lacak balik pada 9 April 2007 pukul 4:49 pm
  2. 2 Bagaimanakah sosok pemimpin yang ideal? « manusia biasa Lacak balik pada 9 April 2007 pukul 7:03 pm
  3. 3 Demi Nyawa Anak Bangsa! « a n t o b i l a n g Lacak balik pada 9 April 2007 pukul 7:04 pm
  4. 4 xplor3r.my.or.id » Arsip blog » STPDN or IPDN ?? Lacak balik pada 16 April 2007 pukul 3:15 am
  5. 5 Demi Masa Depan Anak Anda, Jangan Bubarken IPDN!! « I’m not King, Queen, or Gods. I’m just Slankers Lacak balik pada 16 April 2007 pukul 11:43 am
  6. 6 Satu Suara Demi Nusa,, « JalanMenujuKetenaran Lacak balik pada 17 April 2007 pukul 10:45 pm
  7. 7 dan Ma akhirnya muak sama semua itu,,!! « Ma-Me-Ma,, Just being Me!!!! Lacak balik pada 18 April 2007 pukul 10:04 am

Tinggalkan Balasan ke Indra Prahasta Batalkan balasan




JANGAAAN !!!

Jangan membaca isi blog ini, sebelum memahami semua woro-woro di halaman PERINGATAN.
Unek-uneg, pertanyaan atau komentar yang TIDAK berhubungan dengan posting, silahkan anda sampaikan di Ruang Tamu.
Boleh juga memasukkan kritik dan saran ke dalam kotaknya.
Posting yang tidak pada tempatnya, terlalu OOT atau terlalu kotor, kemungkinan besar akan saya serahkan pada akismet.
Satu lagi, tak perlu kuatir kalau komen anda tak langsung muncul, kadang akismet suka terlalu curiga, saya akan lepaskan begitu saya online :) Terimakasih

Cap Halal

RSS Sumber Inspirasi

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

Kampanye

Petisi Mendukung Pembubaran IPDN

Aku Nggak Korupsi

Kulkas

free hit counter